Memasuki tahun 2013 yang dikenal sebagai tahun politik, UKP4 memperketat pengawasan terhadap menteri.
Sebab, diprediksi menteri itu lebih nekat dan garang mencari duit untuk memenangkan partainya dalam Pemilu 2014.
Begitu disampaikan Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto kepada Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com) di Jakarta, kemarin.
“Memang menteri-menteri itu harus diawasi dong. Wong menteri-menteri ra karuan kabeh (menteri-menteri tidak karuan semua), ” kata Kuntoro Mangkusubroto.
Kuntoro mencontohkan, Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) waktu itu mengaku kinerjanya baik, tapi nyatanya ada masalah juga.
“Saya takut kayak Menteri Pemuda dan Olahraga. Dulu bilang nggak ada masalah, ternyata ada,” cetusnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Tidak karuan itu apa bisa dibilang bobrok?
Bukan begitu. Memang saat ini masih banyak yang perlu dibenahi di kementerian. Itu kita upayakan memberikan masukan.
Bukankah konsentrasi mereka buyar mengingat ini tahun politik?
Saat ini saya justru berpikir pengawasannya terhadap para menteri harus lebih ketat dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebab, ini menjelang Pemilu 2014 dan pergantian kepemimpinan nasional, tentu kerja UKP4 harus lebih jeli dan fokus lagi.
Memangnya ada apa di tahun ini?
Saya memprediksi sepanjang tahun 2013 dan 2014 ini, para menteri nyari duitnya semakin nekat.
Kok Anda bilang begitu?
Lha ya. Tentunya untuk memenangkan partainya kan butuh uang banyak. Sebab, ketika mereka kalah dalam pemilu, tentu mereka tidak aman.
Makanya mereka terus berupaya agar bisa memenangkan kembali posisinya di pemilu, minimal masuk ke parlemen.
Kerja menteri dikhawatirkan kendor?
Gimana ya. Melihat dari itu tentu kita harus lebih bekerja keras melihat kinerja para menteri. Itu artinya kita harus lebih ekstra jeli dan lebih fokus.
Sebab, menteri akan lebih garang dan mencari peluang-peluang untuk mendapatkan uang untuk memenangkan pemilu itu.
Kapan mulai pengawasan lebih diperkekat?
Tentunya mulai dari awal Januari ini. Kami terus memperhatikan dan memantau kinerja para menteri.
Apa saja yang diawasi itu?
Tentu program kerja kementerian yang sudah dijadwalkan untuk diselesaikan dan termasuk juga di dalamnya masalah proyek-proyek di kementerian yang kerjakannya.
Apa yang pernah Anda temukan?
Kadang-kadang yang paling fokus kita plototin data dari kementerian yakni ketika menjelang tahun anggaran selesai. Kadangkala ada anggaran sisa, tapi dipas-paskan agar anggaran itu habis.
Apa hanya menteri partai saja yang diawasi?
Tidak dong. Semua menteri selalu kita pantau gerak-geriknya dan kinerjanya. Masalah korupsi ini bukan karena dia orang partai atau tidak.
Kenapa Anda beranggapan begitu?
Memang ada menteri yang bukan berasal dari partai. Tapi kadang ‘dijadikan’ menteri karena ada usulan dari partai. Sebab, dianggap bersih dan netral.
Karena ‘dijadikan’ itulah timbul rasa ewuh pakewuh. Misalnya menteri non-parpol ini berperasaan ingin balas jasa karena sudah diajukan menjadi menteri dari partai. Nah, menteri yang seperti itu juga harus diawasi.
Ada berapa kementerian yang dipantau ketat?
Semuanya kita pantau ketat kok.
Bagaimana dengan menteri dapat rapor merah?
Rapor merah itu kan masalah kinerja menteri.
Misalnya, kalau orang sudah cacat masih dipake kerja, itu kan menurunkan kredibilitas kementerian.
Mestinya kalau di mata masyarakat sudah tidak bagus tidak dipaksakan kerja, masih banyak yang lain kok.
Berapa menteri yang rapor merah?
Ada 6 kementerian. Tapi kalau sekarang kita selalu dapat Laporan Pertanggungan Jawaban (LPJ)di semua tingkatan. Tapi selalu kementerian itu mensinkron-sinkronkan. Makanya saya tidak percaya dengan LPJ yang dibuat orang-orang kementerian.
Kenapa?
Yang saya tahu semua LPJ sekarang dibikin cantik.
Harapannya apa?
Sebenarnya di negara kita ini banyak orang pintar, tapi sangat sedikit sekali orang jujur. Saya berharap pemimpin ke depan fokuskan pada orang jujur saja.
Kalau orang jujur itu kan bersih. Mengenai teknisnya dia bisa cari staf ahli. Pokoknya manajemennya yang jujur. Kemudian yang pintar jadi bawahnya saja. Syukur-syukur dapat yang jujur dan cerdas.
Saya juga imbau agar partai-partai jangan beringas cari uang di kementerian. Sebab, ini uang negara dan uang rakyat yang harus dipergunakan dengan baik dan semestinya. Makanya, budaya malu juga harus ditumbuhkan dari sekarang. [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA