post image
KOMENTAR
Konflik Suriah yang tak kunjung reda menjadi sorotan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia mendesak Presiden Suriah Bashar al-Assad segera mundur agar proses transisi politik di sana berlangsung lancar dan damai. Pernyataan SBY sejalan dengan tuntutan kubu oposisi.

Hal itu diungkapkan SBY kepada sufi (ahli tafsir Al-Quran Syekh Muhammad Ali Ash Shobuni dan Ahmad Mujahid Bin Muhammad Ali Ash-Shobuni dari Suriah, dalam pertemuan di Istana Bogor, kemarin pagi. Di sana, SBY juga menerima rombongan ulama dari sejumlah negara-negara Islam.

SBY tampaknya cawe-cawe memelihara perdamaian di Suriah. Dalam pertemuannya, Presiden SBY menekankan tiga pokok. Yaitu, penghentian kekerasan, pemberian bantuan kemanusiaan dan segera dilaksanakannya transisi kekuasaan di Suriah.

Menurut juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, tiga poin yang disampaikan SBY merupakan langkah awal untuk menghentikan konflik yang sudah berjalan hampir dua tahun yang menurut versi PBB sudah menewaskan lebih 60 ribu orang.

“Dengan transisi kekuasaan, diharapkan akan ada pemimpin baru yang lebih mencintai dan dicintai rakyat Suriah. Ada baiknya jika Presiden Assad mau mundur demi menghentikan pertumpahan darah dan melakukan transisi pemerintahan yang diterima semua pihak,” terang Julian Aldrin di Istana Bogor, kemarin.

Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah saat dihubungi Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com), kemarin, menyatakan, “Presiden menyebut sekarang sudah saatnya bagi Suriah untuk melaksanakan transisi kepemimpinan. Ini merupakan cara untuk mencegah kehancuran sebuah peradaban Islam di sana.”

Untuk membantu penyelesaian konflik di Suriah, lanjut Faizasyah, Presiden SBY telah menghubungi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan beberapa pemimpin negara-negara Islam.

 [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]


Pertamina Turunkan Harga Beberapa Produk BBM Non Subsidi

Sebelumnya

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa