post image
KOMENTAR
MBC. Pasukan India dan Pakistan terlibat baku tembak di kawasan perbatasan Kashmir, kemarin. Insiden ini meningkatkan ketegangan antara dua negara bertetangga pemilik nuklir itu saat masa pemulihan hubungan.

Keduanya saling tuduh melanggar garis perbatasan yang disepakati dunia internasional sekitar pegunungan Kashmir, garis tersebut dikenal sebagai Line of Control dan dijaga tentara kedua negara.

Pakistan mengaku, seorang prajuritnya tewas dan beberapa terluka akibat serbuan pasukan India ke pos jaga Pakistan di Sawan Patra dan Haji Pir yang dijaga India. “Tentara Pakistan secara efektif merespon serangan pasukan India. Kedua belah pihak kemudian terlibat baku tembak di garis perbatasan,” pernyataan militer Pakistan dilansir Reuters, kemarin.

Namun, India menyangkal tudingan itu, sembari menuding balik Pakistan. “Pakistan menghancurkan rumah-rumah warga. Mereka menembakkan mortir dan senjata berat. Kami hanya membalas menggunakan senjata ringan. Kami yakin aksi mereka itu jelas merupakan upaya untuk membantu infiltrasi kelompok militan,” tuding  juru bicara militer India Kolonel Brajesh Pandey.

Pemerintah India sering menuduh Pakistan mengirimkan gerilyawan ke wilayah Kashmir bagian India yang kerap memicu kontak senjata.

Aksi militer di wilayah Kashmir sering terjadi, namun jarang mengakibatkan kematian prajurit. Ini karena perjanjian gencatan senjata yang telah berlangsung selama satu dekade terakhir.

India dan Pakistan berperang tiga kali sejak 1947, saat mereka merdeka dari Inggris. Dua negara itu mempunyai kesamaan dalam bahasa dan kebudayaan meskipun mayoritas penduduk Pakistan adalah Muslim sedangkan warga India kebanyakan menganut Hindu. Kedua negara itu sama-sama mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya.

Kashmir dan pelanggaran hak asasi manusia di sana oleh pa­sukan India, adalah persoalan politik yang besar di Pakistan. Militer Pakistan sejak lama melatih kelompok-kelompok militan di sana untuk melawan pasukan India.

Perang terakhir kedua negara terjadi pada 1999, saat pasukan Pakistan melewati batas Line of Control dan menganeksasi wilayah di Kargil. Namun tidak lama setelah itu, mereka dipaksa untuk mundur. India dan Pakistan menyepakati dilakukannya gencatan senjata di wilayah tersebut pada akhir 2003. Namun belakangan, proses pembicaraan damai kedua negara terhenti pasca terjadinya serangan bom oleh kelompok militan asal Pakistan di Mumbai pada 2008 yang menewaskan 166 orang. India menuduh Pakistan berada di balik serangan itu.

Pemulihan hubungan kembali berlangsung. Kedua negara menggelar perundingan damai pada Februari 2012. Bulan lalu, peme­rintah kedua negara juga sepakat untuk memberikan kelonggaran terhadap pembatasan permintaan visa perjalanan kepada sejumlah sejumlah warga di kedua negara.

Ketegangan antara dua negara, selain disebabkan masalah Kashmir, juga dipicu persoalan Af­ghanistan yang berbatasan dengan Pakistan. India sering menawarkan bantuan militer dan ekonomi di Afghanistan, namun Pakistan menuduh langkah tersebut bertujuan untuk memperlemah pengaruhnya.

Amerika Serikat telah berulang­kali mendesak Pakistan un­tuk memberantas pertumbuhan Al-Qaeda dan kelompok militan lain di perbatasan Afghanistan. Namun Pakistan mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai pasukan yang cukup karena sebagian besar sudah ditempatkan untuk menjaga perbatasan di India.   [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam