MBC.Para pelaku industri migas ternyata resah dengan kasus ditendangnya bos ExxonMobil Indonesia Richard Owen. Hal itu dikhawatirkan bakal digugat ke arbitrase internasional.
Indonesia Petroleum Association (IPA) meminta pemerintah segera menjelaskan secara detil alasan tidak memperpanjang masa kerja Presiden Direktur ExxonMobil Indonesia Richard Owen.
IPA menilai, akibat keputusan itu, kini berkembang berbagai spekulasi yang bisa berdampak negatif bagi pertumbuhan investasi di industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air.
Vice President IPA Sammy Hamzah mengatakan, persetujuan perpanjangan masa kerja memang berada di tangan Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SK Migas) yang kini fungsinya telah diambil alih oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Namun, yang perlu diwaspadai, keputusan itu bisa mempunyai pengaruh negatif bagi iklim investasi dan pengusaha akan selalu bertanya-tanya. Menurut dia, hingga kini IPA belum secara resmi menerima kabar terkait pencopotan bos ExxonMobil itu.
“Jika berkaitan dengan Blok gas Arun, tentunya harus kami pelajari dulu kontraknya, punya dasar atau tidak. Apakah ada jalan lain selain pencopotan,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com) di Jakarta, Jumat (4/1).
Mengingat banyaknya spekulasi yang terjadi di kalangan pengusaha saat ini, lanjut Sammy, sebaiknya pemerintah menjelaskan secara terbuka alasan pencopotan Owen tersebut. Kalau penjelasan itu masuk akal, tentu investor bisa nyaman untuk tetap berinvestasi di industri migas.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Sekuriti dan Formalitas Satuan Kerja(SK) Migas Hadi Prasetyo menuturkan, alasan pemecatan CEO ExxonMobil karena perusahaan tersebut dianggap tidak konsisten untuk menjual dua blok gas Arun kepada perusahaan migas nasional. Padahal, sejak diumumkannya rencana penjualan itu ke publik, sudah ada beberapa perusahaan migas yang ingin membeli. [rmol/ans]
KOMENTAR ANDA