Jembatan yang dibangun pada Tahun 80-an itu kini kondisinya sudah cukup memprihatinkan. Ironisnya tak ada upaya Pemkab Aceh Utara untuk memperbaikinya.
“Sudah beberapa kali petugas yang mengaku dari Dinas Bina Marga mendatangi ke lokasi untuk melihat kondisi jembatan dan jalan, namun hanya sebatas mensurvei dan mencatat dalam buku agenda, namun tak ada realisasi hingga sekarang, “ ungkap Syafrudin, warga Matang Sijuek, kepada medanbagus.com, Minggu (6/1).
Dirinya merasa heran dengan anggota dewan yang mewakili Kecamatan Baktiaya Barat yang tak punya taji (keberanian) memperjuangkan aspirasi masyarakat terutama kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai di kawasan Matang Sijuek.
Persoalan yang di rasakan oleh masayarakat Matang Sijuek bukan hanya kondisi jembatan yang hampir ambruk, tetapi kondisi jalan yang menghubungkan antara Simpang Rujak dan Trieng Pantang, Kecamatan Lhoksukon yang hingga kini belum di aspal.
“Sudah jenuh kita setiap hari harus menghirup debu jalanan yang bisa membahayakan kesehatan dan terutama anak-anak sekolah saat mengayuh sepeda untuk menuju ke sekolah setiap pagi dan siang hari,“ keluh Saifullah.
Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, H Fakrurazzi, SH, Minggu (1/6) mengaku, Bupati sudah mengetahui persoalan kerusakan jembatan itu dan sudah memerintahkan Kadis Cipta Karya Aceh Utara untuk memprioritaskan pembangunan jembatan baru pada Tahun Anggaran (TA) 2013.
“Pemda tak pernah tutup mata dengan berbagai persoalan yang terjadi di seluruh pelosok Aceh Utara, namun tidak dilakukan secara merata tetapi secara bertahap, mengingat kondisi keuangan daerah yang sangat minim,“ ujar Fakhrurrazi. [ans]
KOMENTAR ANDA