MBC. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan sejak awal perjalanan dari Solo menuju Tawangmangu dan sampaik ke puncak, mengaku begitu bangga dapat berkendaraan dengan mobil listrik Tucuxi.
"Mobil ini luar biasa kemampuannya menanjak. Melebihi mobil biasa," tutur Dahlan menceritakan kronologi kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, Sabtu (5/1).
Melalui Koordinator BUMN Care Budi Purnomo Karjodihardjo, Dahlan juga menuturkan, kondisi rem mobil pun tidak ada masalah ketika menemui turunan tajam dari Cemorosewu ke Sarangan. Namun begitu melewati turunan di Plaosan, tiba-tiba rem tidak berfungsi. Mobil menggelinding kian cepat. Dalam kondisi seperti itu ia merasa harus berpikir cepat agar kecelakaan tidak parah.
"Saya harus berpikir cepat. Saya sadar sepenuhnya apa yang harus saya lakukan. Kalau panik mobil bisa liar dan menghantam sana-sini karena jalan dalam keadaan ramai," lanjutnya.
Melihat ada tebing di depannya, Dahlan lalu memutuskan untuk menargetkan mobilnya ke arah tebing itu agar laju kendaraan dapat terhenti.
"Saya tahu resikonya saya bisa mati, tapi itu yang terbaik yang bisa saya lakukan. Braaaaakkkk, mobil hancur, lalu mental nyenggol tiang listrik dan kemudian mengenai mobil Panther yang berhenti dekat situ," tutur Dahlan.
Beruntung, pilihan Dahlan yang cepat tersebut tepat. Ia tidak terluka sama sekali saat mobil senilai Rp 1,5 miliar itu sudah dalam kondisi ringsek.
"Saya tersadar. Lalu meraba kepala, wajah dan leher. Tidak ada yang luka. Rambut dan wajah penuh bubuk kaca. Saya raba tangan tidak apa-apa. Saya gerakkan kaki tidak masalah," ulasnya.
Setelah memastikan dirinya baik-baiknya, Dahlan langsung berteriak menanyakan kondisi penumpang Panther yang terkena hantaman mobilnya.
"Mereka turun dari Panther dan mengatakan sama sekali tidak masalah. Lalu saya pelan-pelan keluar dari mobil. Masyarakat sudah merubung. Seorang ibu tua menangis lalu merangkul saya," demikian Dahlan. [wid/ans/rmol]
KOMENTAR ANDA