Pemerintah Provinsi Maluku mencegah sejumlah pertikaian horizontal di daerahnya diarahkan ke konflik berbau Suku, Agama, Ras, Antar Golongan (SARA), seperti "tragedi kemanusiaan" di masa lampau (1999).
Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, mengatakan, Pemprov bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Latupati (pemangku adat), Forum Komunikasi Antarumat Beragama dan sejumlah Pemkab telah menyepakati kegiatan antisipasi dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat, Jumat kemarin.
"Jadi sedang diinventarisasi daerah-daerah rawan terjadi pertikaian yang bisa mengarah ke SARA. Selanjutnya diberikan sosialisasi kepada warganya agar tidak mudah terprovokasi isu-isu menyesatkan agar mengantisipasi sejak dini," ujarnya, Sabtu (5/1).
Langkah ini ditempuh menyikapi meninggalnya lima warga Sepa, Kabupaten Maluku Tengah yang dihadang masyarakat Hualoi, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) pada 29 Desember 2012. Kejadian itu memicu kemarahan warga Kamariang, Kabupaten SBB, yang memiliki pertalian hubungan kekerabatan adat atau "Pela" dengan Sepa. Sehingga, mereka melakukan penyerangan ke Hualoi dan mengakibatkan lima orang terluka.
Selain itu, 10 unit rumah warga desa Namara, Kabupaten Kepulauan Aru, yang dibakar sesama masyarakat setempat pada Rabu (2/1) mengakibatkan 16 kepala keluarga mengungsi ke sanak keluarga di desa Gulili.
"Jadi para Latupati dan Forum Kerukunan Antarumat Beragama diprogramkan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang daerahnya rawan pertikaian," jelas Gubernur.
Dia mengimbau masyarakat agar belajar dari pengalaman pahit "tragedi kemanusiaan" 1999 yang mengakibakan Maluku terpuruk dalam berbagai aspek.
"Jangan terulang lagi peristiwa kelabu tersebut karena hanya meninggalkan penderitaan berkepanjangan bagi masyarakat, makanya pelihara stabilitas keamanan di masing-masing lingkungan dan bila ada oknum tertentu dicurigai hendaknya melaporkan ke pos aparat keamanan terdekat," tandas Gubernur.
Dia juga mengajak media massa untuk menyajikan pemberitaan pertikaian secara bertanggungjawab sebagai cerminan pers Pancasilais. [ant/ald/ans/rmol]
KOMENTAR ANDA