Jangan meragukan peran Akbar Tanjung dalam menyelamatkan Partai Golkar. Di bawah kepemimpinan Akbar, periode 1998-2004, Partai Golkar menempati urutan ke-2 pada Pemilu 1999 dan menjadi pemenang pada pemilu 2004.
Di temui di sela-sela dialog bertajuk "Kepemimpinan Nasional; Menatap Masa Depan Indonesia Di Tengah Krisis Multidimensi" di Aula Kampus B Universitas Prof. Hamka, Pasar Rebo, Jakarta, siang tadi (Jumat, 4/1), Akbar mengaku sedih karena kemudian cengkeraman akar Beringin melempem.
Sang pengganti, Jusuf Kalla, gagal mempertahankan kejayaan beringin. Pada pemilu 2009 Beringin kalah dari Partai Demokrat.
"Apa yang salah? Saya sedih, kanapa tidak menang padahal waktu itu Ketua Umumnya (Jusuf Kalla) adalah Wapres," ucap Akbar.
Akbar akui dirinya tidak banyak terlibat dalam pemenangan Golkar pada pemilu 2009 itu.
Masalahnya saat ini, disesalkan Akbar, kenapa upaya-upaya yang dilakukan dirinya agar Golkar bisa menang pada Pemilu 2014 dipahami salah oleh jajaran pengurus DPP Golkar. Surat yang dikirim oleh dirinya bersama para pengurus dewan pertimbangan partai kepada Aburizal Bakrie cs, tegas Akbar, adalah dalam rangka untuk menjadikan Golkar sebagai pemenang.
Elektabilas Aburizal Bakrie memang perlu diusahakan naik, sehingga mesin partai bergerak kencang dan akhirnya di pemilu 2014 Partai Golkar bisa berjaya lagi.
"Makanya kita mendorong agar menaikkan Golkar, bukan saja elektabilatas Ical, tapi bagaimana menaikkan Golkar," kata Akbar menutup curhatannya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA