Pasien pengidap thalesemia di Iran adalah korban pertama sanksi barat. Menurut dokter di Rumah Sakit pasien khusus thalesemia di Mojtaba, Iran, saat ini negaranya kekurangan banyak obat buatan luar negeri yang diimport. Ia menyatakan Iran menghadapi masalah dalam memproduksi bahan dasar untuk membuat obat akibat kenyataan bahwa semua barang tersebut diimport.
"Nyawa pasien tersebut terancam akibat keputusan musuh, yang berkedok penganjur hak asasi manusia," demikian ujar dokter tersebut seperti yang dikutip dari kantor berita resmi Iran, IRNA.
Sanksi barat untuk Iran itu dikhawatirkan akan menimbulkan konsekuensi kesehatan dan kesejahteraan rakyat yang tak dapat diperbaiki.
"Sanksi perbankan secara langsung telah mempengaruhi perdagangan obat dan perawatan sebagai akibatnya. Semua pasien memikul beban berat sehubungan dengan itu," ujar Ali salah seorang pasien pengidap thalesemia.
Ali mengatakan desferal adalah contoh obat yang sangat diperlukan pasien thalassemia dan pasiennya tak memiliki akses untuk mendapatkan obat akibat sanksi.
"Di mana mereka yang disebut penganjur hak asasi manusia, negara congkak?" ia mempertanyakan.
Ali adalah pasien lain yang menderita kanker dan diwawancarai oleh IRNA. Ia mengeluhkan biaya mahal yang dihadapinya untuk memperoleh obat buat penyakitnya. [hta]
KOMENTAR ANDA