post image
KOMENTAR
Para calon gubernur dan wakil gubernur (Cagub dan Cawagub) Sumatera Utara dan tim suksesnya diminta tidak melakukan diskriminasi (pembeda-bedaan) terhadap daerah tingkat dua yang ada di Sumut.  Ini terkait dengan  masih terjadinya penganaktirian dan penganakemasan terhadap daerah yang dijadikan sasaran kunjungan atau lokasi sosialisasi.

“Ada beberapa daerah tingkat dua yang sering dikunjungi, tapi justru masih ada juga daerah yang belum pernah dikunjungi para calon. Ini namanya diskriminasi daerah dan kita minta para cagub dan cawagub menghindarinya,” cetus Arifin Saleh Siregar, MSP, pengamat politik pembangunan dari Fisip UMSU kepada medanbagus.com Rabu (2/1/2013) di Medan.

Menurut Arifin, secara politik memang sah-sah saja jika ada isitilah daerah potensial, lumbung suara dan sejenisnya, tapi jika ini ditonjolkan maka di sisi lain akan menyebabkan sebagian warga tersakiti. Masyarakat yang ada di daerah terpencil dengan jumlah suara yang tergolong sedikit akan merasa ditinggalkan dan tidak dianggap  ”apa-apa” dalam kancah Pilgubsu ini.

Beberapa daerah tingkat dua yang jarang mendapat kunjungan dari para cagub-cawagubsu dibanding daerah lainnya, dalam catatan Arifin Saleh di antaranya Pakpak Bharat, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat. “Secara tidak langsung para cagub-cawagubsu sudah melakukan diskriminasi daerah, karena ada daerah yang sering dikunjungi dan ada justru yang hanya sekali atau dua kali dikunjungi. Kalau ini terus berlangsung bisa-bisa ketika nantinya terpilih, si calon juga akan melakukan diskriminasi pembangunan dengan menomorsekiankan daerah yang jarang dikunjungi itu,” lanjut Arifin.

Di sisi lain, Arifin berharap masyarakat di daerah tingkat dua yang jarang didatangi calon agar tetap kritis dan jangan sampai salah memilih gubernur. “Cara paling gampang, lihat dulu pasangan calon mana yang paling sering datang ke daerah itu. Semakin sering datang berarti si calon memang peduli terhadap daerah tersebut. Kalau si calon tidak pernah datang maka itu harus dijadikan acuan bahwa si calon juga tidak peduli. Jadi untuk apa dipilih,” beber Arifin.[rob]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa