post image
KOMENTAR
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten/ kota Sumatera Utara hingga November 2012, telah menyerang 3.589 orang dengan 30 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah ini mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada tahun 2011. Tahun lalu, kasus DBD menyerang 6.032 jiwa dengan 85 orang meninggal.  

Hal tersebut disampaikan Penanggung Jawab Program P2BD Dinas Kesehatan Sumut, Teguh Supriadi, di ruang kerjanya  Jumat siang (28/12/2012).

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kasus DBD, yaitu secara alami memang turun setelah puncaknya tahun 2010, dengan kasus 8.889 dan 103 orang meninggal," jelasnya.

Periode peningkatan kasus itu siklusnya lima tahunan. Disamping itu, faktor penurunan kasus karena adanya penguatan pencegahan penularan berbasis masyarakat pada wilayah epidemi tinggi seperti di Pematangsiantar dan Medan.

“Faktor penurunan ketiga, respon cepat terhadap mengatasi masalah penyebaran penyakit di lapangan oleh kabupaten/kota,” sebut Teguh.
   
Dijelaskannya, untuk tahun 2012, jumlah kasus terbanyak diantaranya Kota Medan sebanyak 1.166 penderita dengan 4 orang meninggal. Kemudian disusul Pematangsiantar 520 penderita, 1 meninggal, Deliserdang 470 penderita dan 4 meninggal. Simalungun 424 penderita, 2 meninggal, Asahan sebanyak 176 penderita dan 2 meninggal, Tebingtinggi 132 penderita, 3 meninggal dan Langkat 121 penderita dengan 6 meninggal.
  
Sementara di tahun 2011, kasus DBD terbanyak diantaranya di Kota Medan sebanyak 2.384 penderita, 22 meninggal menyusul Deliserdang 741 penderita, 11 meninggal.
Sementara Pematangsiantar 531 penderita, Simalungun 697 penderita dengan 18 meninggal. Asahan 125 penderita, 5 meninggal, Tebingtinggi 175 penderita, 3 meninggal dan Langkat 281 penderita, 7 meninggal.
  
Dari data itu, Dinas Kesehatan Sumut menyimpulkan kasus DBD itu umumnya berada di daerah perkotaan. “Kemungkinan kasus yang meninggal disebabkan terlambat penanganannya mendapatkan pengobatan," kata Plt Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, Sukarni SKM [ded]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan