
"87,6 persen publik ingin calon presiden adalah figur yang punya komitmen dan track record melindungi keragaman agama dan etnis di Indonesia," jelas peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby dalam konferensi pers "Dicari Capres 2014 yang Melindungi Keberagaman" di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Minggu (23/12).
"Keberagaman isu populer, tak ada alasan bagi capres untuk tidak mmenjadikan isu keberagaman sebagai isu yang sepele," tegas Adjie.
Sejak kepemimpinan SBY, kata ,Adjie kasus kekerasan dan diskriminasi makin meningkat saja. Sejak 1998, kasus kekerasan atas keberagaman rata-rata 150 kasus per tahun. Namun sejak pemerintahan SBY di tahun 2004 diskriminasi meningkat menjadi 210 kasus per tahun.
Malah menurut survei, kata Adjie lagi, SBY menempati posisi paling bawah yang dianggap publik sebagai presiden Indonesia yang melindungi perbedaan agama. Publik merasa presiden yang paling melindungi keberagaman agama adalah Sukarno
Publik menganggap SBY tidak lindungi perbedaan agama 82 persen. Gusdur (81 persen), Suharto (75 persen), Megawati (52 persen) dan Habibie (42 persen)," demikian Adjie sambil menjelaskan bahwa survei LSI kali ini menggunakan 440 responden di semua provinsi Indonesia dengan margin error survey ± 4,8 persen dan dilakukan pada 14-17 Desember 2012.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA