post image
KOMENTAR
Warga Poso, Sulawesi Tengah, tidak ingin daerah mereka dirusak lagi oleh aksi-aksi kekerasan yang mengarah pada terpecah belahnya harmoni yang sudah terbangun baik pascakonflik bernuansa agama 10 tahun silam.

"Jangan lagi kacaukan Poso, kalau ada yang ingin bikin kekacauan cari medan lain. Jangan di Poso. Kalau masyarakat Poso ditanya, pasti tidak ada lagi yang ingin berkonflik," kata Ketua Gerakan Pemuda Ansor Poso Ibrahim saat dihubungi dari Palu, Kamis malam (20/12).

Dia mengatakan hal itu terkait adanya peristiwa baku tembak antara polisi dan orang tidak dikenal pada Kamis pagi. Peristiwa itu mengakibatkan tiga polisi tewas dan tiga lainnya luka-luka.

Akibat peristiwa tersebut kata Ibrahim, masyarakat Poso khususnya di Poso kota memilih istirahat pada malam hari lebih cepat dari biasanya.

"Sekarang ini Poso lengang. Tidak seperti biasanya. Malam ini kelihatan masyarakat lebih memilih istirahat malam lebih awal. Kalau ada kejadian seperti itu kami diam saja dengan harapan aparat bisa menegakkan hukum," kata Ibrahim.

Dia mengatakan masyarakat Poso tidak mau lagi dipusingkan dengan aksi-aksi kekerasan yang pada akhirnya hanya merugikan masyarakat itu sendiri.

Ibrahim meyakini bahwa pelaku tindak kekerasan yang menewaskan polisi bukan orang Poso. "Itu bukan masyarakat Poso. Polisi juga kan sudah menduga bahwa itu orang luar," katanya.

Ibrahim mengatakan masyarakat Poso sudah berpengalaman atas derita konflik bernuansa agama yang terjadi pada 1998 dan 2000 yang mencabik-cabik harmoni masyarakat yang sebelumnya pernah terbangun baik. "Makanya kami minta kalau itu pelaku kekerasan orang luar Poso, tolong keluar dari Poso. Kami ingin hidup tenang," katanya.

Ibrahim mengatakan akibat peristiwa tersebut setidaknya membuat masyarakat was-was apalagi mereka yang bekerja di kebun khususnya di dekat lokasi terjadinya kontak senjata. "Petani khawatir pergi ke kebun," katanya.

Ibrahim mengatakan pascakonflik bernuansa agama 10 tahun silam, masyarakat Poso sudah mulai hidup nyaman lagi. Kondisi yang sudah nyaman ini sebaiknya tidak lagi diganggu dengan berbagai bentuk aksi. "Kami sudah nyaman pascakonflik. Makanya tadi kami terkejut mendengar ada lagi yang bakutembak," katanya.

Dia mengatakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat atas kelangsungan hidup masyarakat, beberapa waktu lalu para tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh pemuda bersatu dalam Kelompok Masyarakat Poso Anti Teror.

Mereka mendatangi DPRD provinsi meminta keseriusan pemerintah daerah dan kepolisian untuk segera memulihkan Poso dari aksi-aksi teror. Namun sayangnya kata Ibrahim, kedatangan mereka terkesan tidak direspons baik oleh anggota dewan. [ant/hta]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas