post image
KOMENTAR
Bila tidak ada aral melintang dalam waktu dekat pintu menuju peradaban kuno di bumi nusantara ini akan segera ditemukan. Dalam pertemuan yang digelar hingga tengah malam tadi (Selasa, 18/12) Tim Riset Terpadu Mandiri membahas hasil berbagai penelitian yang selama ini mereka lakukan di kawasan situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.

Pengeboran di beberapa titik di kawasan itu memperkuat kesimpulan sebelumnya bahwa di bawah situs megalitikum Gunung Padang terdapat bangungan buatan manusia atau man made. Kesimpulan ini diperkuat dengan analisa petrografi secara scientific yang menggunakan alat bantu geofisika plus pemetaan satelit dan foto IFSAR, kountur dan DEM.

Demikian disampaikan Asisten Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Erick Rizky, dalam keterangan yang diterima redaksi dinihari tadi (Rabu, 19/12).

"Bangunan di bawah permukaan ini juga dipastikan memiliki chamber dan bentuk-bentuk struktur lain yang diduga goa atau lorong," kata Erick sambil menambahkan tim juga memperkirakan kecenderungan anomali magnetik di berbagai lintasan yang dilalui alat geofisika.

Temuan tim geologi ini diperkuat temuan tim arkeologi yang berhasil menemukan artefak-artefak di kawasan barat dan timur bangunan Gunung Padang terutama di luar situs. Bahkan temuan awal batu melengkung di timur dipertunjukan yang kuat diduga sebagai “pintu”. Temuan arkeologi ini temuan terbaru sejak situs ini ditemukan.

"Ini temuan yang luar biasa. Tim sipil atau arsitektur sudah sampai tahap maju, selain memaparkan berbagai jenis potongan batu yang menunjukkan campur tangan manusia dan teknologi masa itu, juga memaparkan luasan situs yang jauh lebih besar dari yang ada sekarang. Tim ini sudah menemukan struktur yang hampir mirip dengan temuan di Sumba, Nusa Tenggara. Sebelumnya Tim arsitektur menemukan kemiripan yang sama dengan piramida Machupichu di Meksiko," ujarnya lagi.

Dalam waktu dekat struktur imaginer yang lebih detail akan dibuat berdasarkan perbandingan yang ada.

Sementara itu tim astronomi akan menyelesaikan temuan timeline tahun pembuatan yang bisa secara scientific dilakukan di luar hasil carbon dating yang sudah dilakukan sampai validasi di dua lab yaitu laboratorium Batan dan Laboratorium Miami, Florida.

Dia juga mengatakan, untuk selanjutnya semua divisi yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri ini terus bekerja dengan titik konsentrasi di lokasi yang berada di luar situs.

"Tim arkeologi berada di lini paling depan untuk membuka “pintu peradaban” leluhur kita yang sangat luar biasa ini. Adapun bentuk dan isi di dalamnya akan secara otomatis terkuak. Kita berharap kelanjutan riset ini berjalan lancar, dan akan selalu akan diumumkan terbuka kepada masyarakat," masih kata Erick.

Pada bagian akhir, dia mengatakan bahwa pihaknya menyadari riset ini bukan hanya milik peneliti, melainkan juga milik masyarakat luas.

"Kita berharap tidak berhenti pada terbukanya pintu peradaban saja, lebih dari itu ditemukan sesuatu yang bermanfaat dan dirasakan langsung oleh rakyat, ada dampaknya buat kesejahteraan rakyat masa kini dan masa depan. Sesegera mungkin semua terjawab: manfaat air, pasir, chamber, lorong, anomali magnetik yang sudah menjadi pembicaraan di masyarakat," demikian Erick. [guh]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya