post image
KOMENTAR
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi pembukaan pekan ini, Senin pagi, belum bergerak nilainya (stagnan) di posisi Rp 9.630 per dolar AS.

Analis Trust Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa membaiknya indeks manufaktur China belum mampu menguatkan nilai mata uang Asia karena tertutupi oleh sentimen dari Eropa.

"Pergerakan nilai tukar rupiah mendapat sentimen negatif setelah data-data Eropa bervariatif sehingga tidak terlalu menguatkan nilai mata uang berisiko terhadap dolar AS," kata dia seperti yang dilansir Antara.

Ia mengemukakan, Menteri Keuangan Uni Eropa sepakat terhadap dana pinjaman penjaminan (bailout) ke Yunani senilai 54,8 miliar dolar AS, namun ada penundaan dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Uni Eropa terkait integrasi anggaran hingga tahun depan.

Pengamat pasar dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengemukakan bahwa sentimen pasar global masih cukup fluktuasi.

Dikabarkan, menurut dia, juru bicara partai Republik AS mengajukan usulan baru untuk menaikkan pajak bagi kelompok masyarakat kaya diatas satu juta dolar AS per tahun.

"Sebelumnya Presiden Obama juga mengajukan usulan baru menurunkan target penerimaan pajak untuk dua persen kelompok masyarakat pendapatan tertinggi dari sebelumnya 1,6 triliun dolar AS menjadi 1,4 triliun dolar AS," kata dia.

Ia mengatakan, adapun China memberi sinyal toleransi terhadap perlambatan ekonomi dengan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati dan pro-aktif terhadap kebijakan fiskal.

"Kombinasi kebijakan itu mengindikasikan pemerintah China akan mengurangi injeksi yang eksesif dan menerima potensi pertumbuhan yang moderat. Untuk tahun 2013 pemerintah China masih memperkirakan pertumbuhan sekitar 7,5 persen," katanya. [ant/hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi