Bencana Topan Bopha membuat kelompok pemberontak Mao dan pemerintah
Filipina akur. Kelompok komunis, New People’s Army (NPA), memutuskan
untuk melakukan gencatan senjata dan membantu Presiden Benigno Aquino
III untuk menyebarkan bantuan kepada korban bencana di wilayah Pulau
Mindanao.
Topan yang menerpa wilayah selatan Filipina sejak pekan
lalu sudah menewaskan 674 orang dan menyebabkan kerugian materil
sebesar 210 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun. Wilayah terparah
yang dihantam Bopha adalah wilayah pantai di Provinsi Davao Oriental
dan Compostela Valley.
Mayor Jenderal Ariel Bernardo, Komandan
Divisi Angkatan Darat di selatan Filipina, menjelaskan bahwa NPA
membantu militer menyebarkan makanan, pakaian dan air bersih di dua
provinsi yang mengalami terjangan paling parah.
Kami mendapat
kabar bahwa kelompok pemberontak menyatakan gencatan senjata untuk
sementara. Mereka dikabarkan membantu menyebarkan bantuan bencana. Dan
saya yakin banyak di antara mereka yang juga merasakan dampak Topan
Bopha, ujar Bernardo.
Kelompok pemberontak ini juga ikut turun ke
jalan untuk membersihkan sisa-sisa amukan Bopha dan menguburkan korban
tewas yang berhasil ditemukan. Saat ini, sekitar 900 orang dinyatakan
hilang, termasuk 100 nelayan Filipina di wilayah perairan Mindanao dan
Sulawesi.
Departemen kesejahteraan sosial Filipina meminta
bantuan kepada PBB untuk memberikan pasokan makanan, air bersih dan
obat-obatan kepada sekitar 5,4 juta warga Filipina yang terkena dampak
topan.
Sebelumnya, pada Oktober, pemerintah Filipina sudah
menandatangani kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak Islam
terbesar Moro Islamic Liberation Front (MILF). [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA