Masa menstruasi atau datang bulan pada perempuan, mesti diwaspadai.
Sebab, wanita sedang menstruasi rentan terkena virus atau bakteri, yang
menyebabkan penyakit herpes pada kulit di organ kewanitaannya.
Herpes
adalah virus yang menjangkiti mulut, kulit dan alat kelamin. Penyakit
ini menyebabkan kulit bisa melepuh dan terasa sakit pada otot, di
sekitar daerah yang terjangkit. Menstruasi merupakan masa yang
berpotensi menimbulkan berbagai masalah psikologis dan medis, terlebih
bagi wanita yang lalai mengganti pembalut saat menstruasi.
Menurut
Marketing Director PT Uni Charm Indonesia Michiru Nakagawa, satu dari
lima perempuan di Indonesia mengalami masalah kulit saat
menstruasi. Masalah kulit ini dialami perempuan di usia 15 hingga
29 tahun akibat kelembaban.
"Banyak hal yang menyebabkan
permasalahan kulit kewanitaan saat menstruasi, karena dimasa itu
kulit menjadi sangat sensitif," ujar Nakagawa dalam diskusi kesehatan
tentang kulit kewanitaan di Jakarta, Rabu (5/12).
Menurut
dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Pondok Indah-Puri
Indah (RSPI-PI) Susie Rendra, masalah kulit juga dipengaruhi oleh
faktor darah, pembalut dan perubahan kulit yang disebabkan oleh
perubahan hormonal.
"Area kelamin wanita bersifat asam, ketika
menstruasi ada darah yang bersifat basa (senyawa kimia yang memiliki pH
lebih dari 7) dan itu bisa mengganggu kesehatan kulit," ungkap Susie.
Dia
menjelaskan, saat menstruasi banyak darah yang terkena kulit, maka
akan semakin besar kemungkinan terkena masalah kulit karena darah
menstruasi merupakan media pertumbuhan bagi bakteri, jamur dan virus.
"Apabila
kita tidak mengganti pembalut di saat pendarahan, bisa menyebabkan
iritasi dan lama-lama menjadi infeksi mengarah pada herpes," ujarnya.
Menurut
dia, salah satu penyebab herpes adalah kelembaban pada kulit, organ
intim perempuan yang tidak terawat dengan baik. Mulai dari iritasi yang
ditandai dengan munculnya rasa gatal, hingga infeksi bakteri atau
virus yang menimbulkan herpes.
"Penyakit ini tidak bisa
disembuhkan, namun bisa diperpendek masa kambuhnya. Hal itu terjadi
tergantung dari kelembaban organ intim," imbuhnya.
Selain
herpes, menstruasi juga bisa menyebabkan dermatitis kontak, yakni
penyakit yang menyerang organ intim wanita yang ditandai dengan
pedih, gatal, berair hingga berbau. Penyakit ini juga bersifat
berulang-ulang yang disebabkan faktor fisik, misalnya gesekan, trauma
mikro, kelembapan rendah, serta panas atau dingin.
"Iritasi
ini bisa memicu infeksi oleh jamur kandida (candidosis kutis) dan memicu
masuknya bakteri Staphylococcus Aureus yang dapat menimbulkan
folikulitis (bisul)," kata Susie.
Oleh karena itu, Susie
menyarankan untuk mengganti pembalut setidaknya 4-5 kali dalam
sehari agar organ intim wanita selalu dalam kondisi bersih dan tidak
terjadi kontak yang terlalu lama dengan darah kotor.
Pasalnya,
kata dia, saat menstruasi perempuan mengalami penurunan kadar
estrogen. Tak heran kalau kulit luar menjadi cenderung kering, sehingga
rentan terkena iritasi.
"Pemakaian pembalut harus diperhatikan.
Jangan menumpuk pembalut dalam satu waktu. Perawatan organ intim yang
baik pada perempuan, bisa terbebas dari kelembaban organ intim yang
berlebihan, bebas iritasi terhindar dari infeksi dan membuat kulit
tetap sehat," tandasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA