post image
KOMENTAR
Pencegahan aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia, tidak bisa hanya dilakukan oleh aparat TNI dan Polri maupun dari intelijen. Tetapi melibatkan berbagai unsur, menjadi salah satu jurus ampuh menghempang masuknya faham radikalisme dan terorisme itu, khususnya wilayah Sumatera Utara (Sumut).

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Nurdin Lubis, saat diminta tanggapan soal pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengenai  masih banyaknya kelompok terorisme belum tertangkap berada di provinsi ini.

Menurut Nurdin Lubis, aksi gerakan radikalisme dan terorisme sudah menjadi ancaman bagi masyarakat. Untuk itu pencegahannya merupakan kewajiban dan tanggung pemerintah dan masyarakat.

Dijelaskannya, benih terorisme sulit untuk dihilangkan, selama doktrin keagamaan yang radikalisme masih terus berkembang. Sehingga salah satu pencegahannya, maka semua pihak harus bersatu. Di Sumut, kultur masyarakat yang heterogen namun sangat menghargai pluralisme, sejatinya daerah ini akan sulit disusupi oleh pihak yang ingin berbuat tidak baik, karena kearifan lokal sangat tinggi masih terus dijaga.

"Sehingga isu agama sangat sulit untuk dikembangkan di Sumut. Nah, bermodalkan itulah pemerintah mengajak semua masyarakat bersatu memerangi faham radikalisme dan aksi terorisme, " jelas Nurdin.

"Ini harus dipertahankan. Jangan sampai mau dipecah belah oleh kelompok radikal dan kelompok terorisme, " tegasnya.

Dia menambahkan, empat pilar berkehidupan dan berbangsa harus terus dipegang teguh oleh seluruh masyarakat dengan keyakinan agama apapun. Empat pilar itu adalah Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain mengajak agar semua masyarakat bersatu, antisipasi terhadap masuknya faham radikalisme dan berujung pada aksi terorisme, juga dengan menyadarkan dan menggandeng pemuda, agar lebih waspada dan jangan mudah terprovokasi yang akhirnya masuk menjadi anggota jaringan terorisme.

Menurutnya, pemuda harus diberikan pemahaman ajaran soal benar dan salah, haram dan halal, serta Jihad dan mati syahid. Sebab, dari berbagai kasus, banyaknya pemuda terpengaruh karena kurang faham soal arti sebenarnya kebenaran yang hakiki.

"Dengan cara itu, diharapkan ajaran dan faham radikalisme akan dapat dihindari. Sehingga faham yang salah gak akan bisa masuk ke Sumut. "

Sebelumnya, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Agus Surya Bakti, kepada medanbagus,com saat berada di Medan menyebutkan, Provinsi Sumut menjadi salah satu daerah di Indonesia target masuk dan berkembangnya kelompok terorisme.

Kelompok-kelompok baru ini, sudah melakukan berbagai kegiatan, salah satunya perekrutan anggota baru, dengan berbagai modus kegiatan, terutama pendekatan secara sosial dan keagamaan.  [alf]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ragam