Menjelang Pilgubsu pada 7 Maret 2013 Partai Damai Sejahtera (PDS) dituding menerima uang sebesar Rp10 miliar untuk mengalihkan dukungan dari semula RE Nainggolan kepada Cagub Effendi Simbolon.
Deklarator Forum PDS Hati Nurani, Sahat Simatupang membeberkan indikasi politik uang terkait dukungan PDS yang berubah dalam seketika dari Rustam Effendi (RE) Nainggolan kepada Effendi Simbolon, Calon Gubernur Sumut, yang semula hanya diusung PDI-P dan PPRN.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang ditelusuri, perubahan sikap dukungan PDS tersebut tidak sertamerta karena soal elektabilitas sang calon. Melainkan, dugaan kuatnya ada unsur transaksi uang disana. Diperlebarnya, dugaan kuat tersebut diperankan seorang cukong besar atau pemodal berinisial B, yang 'bermain' untuk kepentingan tertentu dan bisa menguntungkan calon tertentu pula.
"Dibalik beralihnya dukungan PDS dari Rustam Effendy Nainggolan ke Effendy Simbolon, saya menduga ada cukong besar, dia berinisial B, yang bermain uang politik sebesar Rp 10 Miliar. Inilah informasi yang saya terima dan diduga ini menjadi pemicu peralihan dukungan mendadak itu," tegas Sahat di Medan kepada wartawan melalui via seluler Senin (3/12/2012).
Ia membeber cukong berinisial B itu adalah seorang pegawai di salah satu perusahaan milik BUMN atau mantan pegawai di salah satu perusahaan milik BUMN. "Saya belum cek apakah dia (cukong inisial B) masih aktif atau sudah masuk masa pensiun," kata Sahat yang menyatakan juga telah mememiliki bukti atas hal itu semuanya.
Dilanjutkan Wakil Sekretaris DPW PDS Sumut ini, Forum Kader PDS Hati Nurani akan mempelajari apakah uang politik itu memenuhi unsur gratifikasi (suap). "Karena cukong besar itu adalah pegawai BUMN atau bekas pegawai BUMN. Darimana lah dia (cukong inisial B) itu memiliki uang sebanyak itu?. Apalagi pembayaran pertamanya sebesar Rp 2,5 Miliar memakai cek. Juga pembayaran kedua sebesar Rp 7,5 Miliar juga memakai cek. Ini akan memudahkan semua pihak menelusuri cek tersebut dikeluarkan oleh siapa, dicairkan oleh siapa serta di bank mana," ucap Sahat. [ded]
KOMENTAR ANDA