Lebih dari 1,3 tahun surat penonaktifan Syamsul Arifin yang diterima Gatot Pujo Nugroho dari Sekjen Kemendagri sampai saat ini tidak pernah sampai kepada Syamsul Arifin.
"Padahal, Ibu Sekjen Mendagri berpesan langsung pada Gatot saat menerima surat penonaktifan Syamsul dari jabatan Gubernur Sumut, untuk disampaikan langsung kepada saya. Itu saya dengar langsung dari beberapa staf Mendagri yang turut mendampingi Gatot saat menerima surat penonaktifan. Sampai saat ini saya tidak tahu keberadaan surat tersebut," kata Syamsul.
Apalagi lanjut Syamsul, surat pemberhentian yang Oktober lalu telah dikeluarkan oleh Presiden tidak pernah diketahuinya. "Apalagi surat itu (pemberhentian), sampai hari inipun saya tidak terima," kata Syamsul.
Tiada dendam di hati Syamsul Arifin, sekalipun Gatot yang telah dianggapnya sebagai adik itu justru menebar fitnah terhadap diri dan keluarganya.
"Hal itu yang saya dapat dan rasakan, sungguh sangat zalim perbuatan itu. Namun demikian saya tidak pernah dendam bahkan sejak awal saya selalu bersikap dan konsekwen untuk melepasnya agar dia mandiri dan benar-benar menjadi pemimpin. Tapi sekarang telah saya haramkan untuk bertemu dengan dia (Gatot)," kata Syamsul.
Bagaimana tidak, lanjut Syamsul, justru Gatot yang menyimpan rasa dendam yang penyebabnya sama sekali tidak diketauhinya Gatot bisa berubah seperti itu.
Dimana orang-orang yang diangkatnya di Pemprovsu justru diganti, seperti Kadis Perhubungan, adik ipar Syamsul yang bekerja mulai dari tukang ketik, bahkan Asisten Empat dulunya Asisten Tiga dikembalikannya ke Asisten Tiga.
"Justru Gatot yang membuat dan memulai dendam itu, dan mencopot orang-orang yang saya angkat," ucap Syamsul.
Diakui Syamsul, bahwa dirinya beberapa kali mendapat telepon dan kedatangan utusan Gatot yang meminta bertemu dengan dirinya, dan hal itu disanggupi oleh Syamsul dengan syarat, pertemuan itu tidak untuk dieksposes.
"Saya katakan siap bertemu tapi pertemuan itu tidak untuk diekspose ke media massa," ucap Syamsul. [ded]
KOMENTAR ANDA