post image
KOMENTAR
Keretakan hubungan Syamsul Arifin dengan Gatot Pudjonugroho sudah terjadi sejak lama. Seperti apa?

Redaksi mendapati cerita tak harmonis antara kedua tokoh ini dari seorang juru warta, yang kebetulan bertugas di Jakarta. Hasil wawancaranya dengan Syamsul Arifin dikirim ke redaksi untuk meluruskan pemberitaan yang selama ini keliru. Apalagi pembelaan Syamsul tersebut, tak diterbitkan secara utuh di koran tempatnya bekerja.

Kamis (29/11/2012) lalu, sumber redaksi bertemu Syamsul Arifin di sebuah rumah sakit di Jakarta. Di pertemuan itu, Syamsul menuturkan kekecewaan yang mendalam atas sikap dan perlakuan Plt Gatot Pujo Nugroho yang menuding dirinya tidak menerima dan mau bertemu Gatot.

Wawancara dengan Syamsul Arifin kami turunkan dalam tulisan bersambung.

Pertama kali Syamsul membaca berita dirinya menolak kunjungan Gatot Pujo Nugroho di koran Seputar Indonesia edisi Sumatera Utara. Koran itu dititipkan kepadanya di dalam LP Salemba.

" Subhanallah, saya dikirimi koran Seputar Indonesia edisi Sumut tertanggal hari ini. Saya terkejut dengan berita headline yang judulnya; Gatot Curhat Tak Diterge Syamsul. Saya hanya tersenyum, Tuhan Maha Tahu apa yang terjadi." 

Di sinilah puncak kekecewaan Syamsul atas Gatot Pujo Nugroho. Sumber redaksi menuturkan, sebenarnya bukan Syamsul yang memulai disharmonisasi itu. Justru Syamsul Arifin sering menunggu Gatot untuk datang langsung membesuknya.

"Dan sampai saat ini, Gatot tidak pernah datang untuk melihatnya secara pribadi, bahkan telepon dan sms yang sampai belasan kali dilakukan Syamsul tidak pernah diterima atau dibalas Gatot sampai kini," beber Syamsul Arifin.

Dari pengakuan Syamsul, Gatot pernah bertemu dengannya pasca dua hari dirinya resmi menjadi tahanan KPK dalam sangkaan penyalahgunaan wewenang dan tindak pidana korupsi pada saat menjabat sebagai Bupati Langkat.

“Waktu itu dua hari saya ditahan, Gatot datang dan saya menyampaikan salam. Kemudian pada hari keempat datang lagi untuk minta bicara. Justru saya minta Gatot untuk pulang ke Medan mengurus pekerjaan dan mengurus rakyat. Biar saya mengurus permasalahan yang melilit saya,” kata Syamsul Arifin.

Namun kekecewaan yang didapat Syamsul, karena Gatot justru memberi komentar bahwa saya tidak mau menerimanya.

“Saya minta Gatot pulang ke Medan agar dia fokus mengurus rakyat, karena saya sudah tidak memiliki kekuatan karena berada dalam tahanan. Apalagi awal-awal saya ditahan, ratusan orang yang setiap hari datang, jadi lebih baik Gatot mengurus pekerjaan kami bukan bolak-balik untuk bertemu saya. Tapi apa yang didengar masyarakat? Aku diisukannya menolak bertemu  dia. Padahal dia (Gatot) yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan aku, baik melalui sms apalagi bertelepon, justru Gatot yang tidak mau membalas sms dan telepon saya,” terang Syamsul.

Menurut Syamsul, dia bicara bukan hanya karena berita Koran Sindo yang memuat pernyataan Gatot bahwa saya menolak bertemu tapi, hal lain seperti yang disarankan oleh DPRD Sumut agar Gatot bertemu saya.

“Mengapa fitnah terus yang dilakukan Gatot? Yang sangat menyakitkan adalah, saat Gatot mengumpulkan para SKPD untuk membantu pengobatan saya, ini sangat menyinggung keluarga saya. Adik kandung saya, Syah Affandi (Ondim) diutus keluarga untuk mempertanyakan dan mengkonfirmasi maksud Gatot memerintahkan pengumpulan dana pengobatan saya. Tapi tak digubris Gatot, apa patut hal itu lakukan seorang Gatot terhadap dirinya? Ini sangat menyinggung perasaan keluarga,” kata Syamsul. [ded]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa