Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyad Mbai mengakui, kentalnya tatanan adat kesukuan di Sumatera Utara sebagai penangkal jitu masuknya paham radikalisme.
Sebab, adat kesukuan yang terjalin menjadi jembatan pemersatu bagi banyaknya perbedaan-perbedaan yang ada. Padahal perbedaan inilah yang sering menjadi celah masuknya paham radikalisme.
"Adat yang dijunjung tinggi, membuat perbedaan agama tidak menjadi masalah bagi warga Sumut. Padahal ini yang sering dimanfaatkan teroris sebagai celah menyebar paham radikalisme," ujar Ansyad Mbai usai seminar Upaya Penanggulangan Terorisme di Hotel Polonia Medan, Jumat (30/11/2012).
Meski terbukti menjadi "penangkal" masuknya paham radikalisme, namun Ansyad Mbai tidak menafikan adanya upaya-upaya kelompok tertentu untuk masuk melalui adat kesukuan tersebut. Untuk itulah, BNPT merancang upaya penanggulangan dan pencegahan bahaya radikalisme di daerah dengan memaksimalkan kearifan lokal yang ada.
"Tetap kita lakukan upaya antisipasi. Supaya, paham-paham tersebut tidak masuk melalui kearifan lokal," jelasnya. [ded]
KOMENTAR ANDA