post image
KOMENTAR
RMOL. Dinas Bina Marga Provinsi Sumatra Utara akan secepatnya menangani tanah longsor yang menutupi badan jalan dan mengganggu kegiatan arus lalu lintas di daerah tersebut.

"Kami tetap siaga dalam menangani bencana tanah longsor akibat faktor cuaca ekstrem dan sering hujan turun lebat," kata Kepala Dinas Binamarga Provinsi Sumatera Utara, Effendi Pohan, di Medan, kemarin.

Penanganan bencana tanah longsor yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota Provinsi Sumut, menurut dia, adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya Dinas Bina Marga Sumut. Setiap instansi terkait, juga ikut terlibat dalam penanganan tanah longsor tersebut. Jadi penanganan dan antisipasi tanah longsor itu, bukan hanya kewenangan instansi yang sedang dipimpinnya itu, melainkan juga dinas terkait lainnya, serta masyarakat, kata Effendi.

Dia mengatakan, bila terjadi tanah longsor tebing atau pegunungan dan menutupi badan jalan lintas Sumatera, tidak perlu harus menunggu Dinas Bina Marga Sumut untuk menyelesaikan.

"Tanah longsor yang menutup badan jalan harus secepatnya dibersihkan, sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas," kata mantan Wakil Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah itu.

Lebih lanjut Effendi mengatakan, dalam mengantisipasi tanah longsor tersebut, Dinas Bina Marga Sumut juga telah mempersiapkan sarana berupa alat-alat berat.

"Kita tetap siap menangani longsor, dan jangan sampai mengganggu aktivitas masyarakat dan pengguna jasa jalan tersebut," kata Effendi.

Tanah longsor Tanah longsor akibat hujan deras di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara, menyebabkan jalan lintas Sumatra atau Jalinsum Lumbanjulu-Balige tertutup hampir enam jam, dan menyebabkan kemacetan panjang kendaraan.

Longsor terjadi pada Rabu (28/11) sekitar pukul 05.00 WIB, akibat hujan deras yang turun sejak Selasa malam (27/11).

Material longsor berupa batu dan tanah menutupi badan jalan pada dua titik, yakni di Desa Lumban Rang dan Jangga Toruan, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba Samosir.

Tanah longsor tersebut terjadi kemungkinan disebabkan kondisi tanah yang labil, hingga timbunan setinggi sekitar lima meter menghalangi jalan sepanjang 100 meter pada salah satu lokasi persis di tikungan jalan Desa Lumban Rang berjarak 19 kilometer dari Parapat menuju kota Balige.

Akibat jalan yang tertutup material longsor tersebut, mengakibatkan terhambatnya kendaraan dari arah Parapat, Kabupaten Simalungun menuju Kota Balige dan sebaliknya, sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan mencapai hampir sepuluh kilometer.[ant/zul]

KOMENTAR ANDA

Baca Juga