
"Siapa yang fasilitasi. Yang bersangkutan bicara bukan atas nama institusi," kata Kapolri Jenderal Timur Pradopo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/11).
Jenderal Timur kesal karena institusinya dituduh bermain di balik tindakan Hendi. Bahkan suara Timur langsung meninggi ketika menjawab soal tuduhan tersebut.
Dia tegaskan serangan terhadap Abraham Samad yang dilakukan mantan penyidik KPK itu di luar SOP sehingga pihaknya sudah memberikan sanksi teguran.
"Sudah kita tegur, tidak sesuai ketentuan dengan intitusi," imbuh dia.
Selain itu, lanjut Timur, saat ini tengah dilakukan pemeriksaan terkait masalah tersebut. Sekalipun sudah menundurkan diri KPK, Hendi saat ini belum mendapat penetapan tugas.
"Dia (penyidik) baru di SDM belum ada penempatan ," jelas Timur.
Kemarin Hendi membeberkan kepada media bahwa Ketua KPK Abraham Samad bertindak tidak sesuai aturan. Status tersangka bagi Angelina Sondakh dan Miranda S Goeltom dilakukan karena dipaksa Abraham dan penetapannya tidak dilengkapi Surat Perintah Penyidikan (Sprindik).
"Pada zaman Pak Antasari awal yang saya rasakan saat taat SOP, sekarang di pimpin Abraham Samad KPK sudah rawan dan sudah tidak menabrak SPO," katanya saat ditemui di Bareskrim Polri di Jakarta , Selasa (27/11).
Hendi juga menjelaskan, bahwa Abraham Samad pernah ingin mengeluarkan dia dari KPK.
"Abraham Samad diluar harapan kami, Abaraham Samad sudah mau mengeluarkan saya dengan melakukan pelaporan kepada kapolri dengan alasan saya membangkang," jelasnya.
Selain itu dia juga menambahkan perlunya untuk menyelamatkan KPK.
"Pimpinan sekarang (Abraham Samad) sepertinya orde lama yang sengaja di munculkan kemabali dan kpk harus di slamatkan," tuturnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA