Makam jenazah Pemimpin Palestina Yasser Arafat yang berada di Ramallah, Tepi Barat rencanaya akan dibongkar pada Selasa (27/11). Ini bertujuan untuk meneliti apakah benar penyebab kematiannya di Paris pada 2004 lalu, akibat diracun.
Pasalnya berdasarkan catatan medis yang dirilis pada tahun 2005 disebutkan bahwa Arafat terserang stroke, tetapi Perancis mulai kembali menyelidiki penyebab kematiannya pada Agustus lalu.
Dalam sebuah investigasi yang dilakukan oleh TV al Jazeera, yang bekerja sama dengan para ahli dari Institute of Radiation Physics (IRA) di University of Lausanne Swiss, menemukan adanya jejak zat polonium radioaktif di barang-barang pribadi Arafat, termasuk penutup kepala yang menjadi ciri khasnya, kafiyeh.
Data terbaru tersebut menyebutkan bahwa kadar polonium yang berada di barang-barang pribadi Arafat, 10 kali lebih tinggi dari sewajarnya. Ini memunculkan hipotesa baru bahwa sebagian besar polonium tersebut bukan berasal dari sumber alami dana ada yang sengaja memasukannya. Demikian seperti diberitakan BBC (Sabtu, 24/11).
Disampaikan mantan kepala intelejen Palestina Tawfik Tirawi bahwa masing-masing ahli akan mengambil sample dari jenazah Arafat. Setiap tim akan memberikan analisis independen dari sample yang diambil dan jenazah akan kembali dimakamkan di hari yang sama dengan penghormatan militer.
Arafat, yang memimpin Organisasi Pembebasan Palestina PLO selama 35 tahun dan menjadi presiden pertama Pemerintahan Palestina pada 1996.
Dia jatuh sakit pada 2004 lalu. Diapun kemudian diterbangkan ke rumah sakit militer Prancis di Paris, dan meninggal pada tanggal 11 November 2004 pada usia 75 tahun.
Hingga saat ini banyak warga Palestina menduga bahwa Israel telah meracuni Arafat. Namun, Israel telah membantah adanya keterlibatan mereka dalam kematian Arafat.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA