Ribuan demonstran di Tahrir Square, Kairo, Mesir, hari ini (Sabtu, 24/11), bentrok dengan pasukan keamanan setelah dengan melemparkan batu kearah pasukan keamanan dan membakar sebuah truk polisi. Polisi setempat segera menembakkan gas air mata untuk meredam kemarahan massa ini.
Kemarahan para pengunjuk rasa ini dipicu oleh dekrit baru Presiden Mohamed Mursi pada Kamis (22/11) yang melarang siapapun dan lembaga manapun menentang keputusannya dan menyebut tidak ada lembaga peradilan yang boleh membubarkan lembaga perwakilan.
Seperti yang dikutip The News (Sabtu, 24/11), Ahmed Saleh, seorang aktivis mengatakan banyak dari demonstran akan tetap tinggal di Tahrir square sampai Mursi mencabut keputusannya itu.
"Kami ingin menjatuhkan rezim ini," teriak pengunjuk rasa, sambil melantunkan nyanyian yang digunakan pada saat memaksa Hosni Mubarak mundur.
Kantor-kantor Ikhwanul Muslimin di sejumlah kota juga menjadi korban amukan pengunjuk rasa. Pasalnya Ikhwanul Muslimin merupakan penyokong Mursi beserta partainya, Partai Kebebasan dan Keadilan.
Dengan keluarnya dekrit baru dari Presiden ini, pengunjuk rasa menilai Mursi tak ubahnya seperti pendahulunya, Husni Mubarok, yang melakukan pembajakan revolusi Mesir. Bahkan tak jarang demonstran menyebut Mursi sebagai "Firaun baru"
"Mursi adalah Fir'aun yang otokratis karena ingin memaksakan visinya di Mesir," tukas para demonstran.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA