Pada abad ke-7 nusantara sempat berjaya di bawah kendali kerajaan Sriwijaya. Pada abad ke-14, Kerajaan Majapahit berada pada masa-masa keemasannya yang tak hanya berjaya ke seluruh nusantara tetapi juga pada belahan dunia lain. Karena itu, berdasarkan siklus tujuh abad, Indonesia bisa berjaya lagi di era globalisasi.
"Kini, Indonesia memasuki tujuh abad berikutnya yakni abad ke-21. Kini saanta Indonesia kembali berjaya," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat menjadi pembicara kunci pada Sarasehan Kebangsaan "Menuju Era Baru Nasionalisme Ekonomi Indonesia" di Bandung yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) di Aula Timur ITB, Bandung (Sabtu, 24/11).
Untuk mencapai kejayaan itu, kata Hatta, Indonesia harus mempercepat transformasi pertumbuhan ekonomi yang diprediksi pada 2025 menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari tujuh negara maju. Agar pertumbuhan tak timpang, Indonesia juga harus menjalankan program-program social protection yang mewujudkan kesimbangan, keadilan, dan keberlangsungan.
Indikasi kejayaan kembali Indonesia, kata Hatta, telah terlihat dari perbaikan kinerja ekonomi. Indonesia merupakan satu di antara tiga negara selain China dan India yang tetap mampu menjaga pertumbuhan positif di tengah ancaman krisis global pada 2008. Indonesia menjadi satu-satunya negara anggota ASEAN yang tergabung dalam kelompok 20 negara dengan status ekonomi maju dan ekonomi baru sedang bangkit (G20).
Masuknya Indonesia dalam kategori MIST (Mexico, Indonesia, South Korea, dan Turkey) Goldman Sach disebabkan oleh pencapaian kinerja ekonomi Indonesia yang cukup mempesona. Selama beberapa tahun terakhir, kinerja ekonomi Indonesia baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2012 bisa menembus angka 6,4 persen atau naik dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2011 yang sebesar 6,3 persen.
"Pemerintah, uga sangat optimistis pada 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,8 persen," demikian Hatta. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA