Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berencana melakukan
pencetakan sawah baru seluas 4.000 hektar (ha) di Kalimantan Barat
pertengahan Desember 2012.
"Sekitar pertengahan Desember ini akan ada groundbreaking sawah mulai dari 4.000 hektar," ujar Dahlan di Jakarta, kemarin.
Ia
mengakui, lahan untuk mencetak sawah baru tersebut sudah diperolehnya
lebih dari 20.000 hektar dari yang direncanakan 100.000 hektar.
Sebelumnya,
Dahlan menargetkan dapat mencetak sawah baru seluas 100.000 hektar
tahun ini di Kalimantan Timur, tapi urung direalisasikan. Kendati
begitu pihaknya tidak putus asa dan mencari tempat lain dan ketemu di
Kalimantan Barat.
Pada musim tanam akhir 2012, pemerintah berencana memberi bantuan benih dan pupuk serta peralatan lainnya.
Untuk
benih varietas unggul, petani sayuran di Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat mengklaim mendulang sukses setelah menggunakan benih tersebut.
Ini terbukti untuk tomat mampu menghasilkan 150 ton per hektar dalam
setahun.
"Berkat penggunaan benih varietas unggul kami berhasil
meningkatkan hasil panen 2-3 kali dibanding varietas biasa," kata salah
seorang petani andalan Majalengka Dodi Kusbinar.
Dodi mengatakan,
petani Majalengka saat ini memiliki 1.000 hektar lahan yang
sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan tanaman sayuran. Namun,
untuk mewujudkan hal itu masih dibutuhkan lebih banyak lagi benih
varietas unggul.
Menurut dia, karakteristik tanah dan iklim di Majalengka sangat cocok ditanami berbagai jenis tanaman sayuran.
Jenis
tanaman sayuran yang sering dikembangkan petani di antaranya tomat
varietas Marta F1, Warani F1 dan Permata F1. Selain itu, terong varietas
Mustang F1, buncis varietas Widuri, bunga kol varietas PM 126 F1 dan
sebagainya.
Dodi mengklaim, kunci keberhasilan petani sayur di
Majalengka berkat kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan
berbagai jenis tanaman sayuran. Keberhasilan petani sangat
bergantung pada kemampuan melibatkan diri dalam keseluruhan
sistem pertanian sayuran.
Keterlibatan produsen benih varietas
unggul kepada petani dalam memberikan pelatihan pada akhirnya
memudahkan petani melibatkan diri pada sistem tersebut. Sistem yang
dimaksud di antaranya ketersediaan benih, pupuk, obat-obatan serta
permodalan yang apabila petani tak memiliki akses harganya menjadi
mahal.
Sistem ini juga yang pada akhirnya membuka pemikiran
petani, khususnya generasi muda untuk membuat ide-ide sehingga petani
menjadi lebih sejahtera. Misalnya, bagaimana menyesuaikan tanaman
sesuai musim dan mensiasati agar tidak terjadi kelebihan pasokan
tanaman. Menurut Dodi, inilah yang saat ini diterapkan petani
Majalengka.
Petani Majalengka menerapkan pertanian modern pada
tahun 1990 setelah sebelumnya menggunakan benih sayuran produksi PT
East West Seed Indonesia (Ewindo) produsen benih sayuran unggul di
Indonesia dengan merk Cap Panah Merah. Sejak saat itulah pertanian sayur
menjadi komoditas di daerah tersebut.
Produksi sayur asal
Majalengka biasanya untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta dan Bandung,
serta kota besar lainnya di Jawa Barat. Dengan penggunaan benih
varietas unggul, diharapkan produksi sayuran lokal bisa memenuhi
permintaan pasar. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA