post image
KOMENTAR
Israel makin menggila di Jalur Gaza Palestina. Pesawat F-16 nan canggih dan helikopter pembawa rudal milik militer Zionis Yahudi itu terus melancarkan serangan ke rumah-rumah warga, kemarin. Tragisnya, rumah sakit (RS) tidak dapat menangani jumlah korban yang terus meningkat.

Korban bergelimpangan seantero Jalur Gaza. Pada hari keenam serangan, kemarin, serangan Israel membunuh 13 orang Palestina. Total, dalam serangan dalam enam hari ini, Israel telah membunuh 87 orang.

Sebuah serangan rudal dari helikopter Israel menghantam sebuah mobil di Deir Al-Balah. Insiden itu membunuh langsung tiga orang. Israel juga mengerahkan pesawat-pesawat F-16 saat menembaki tiga rumah di Al-Zeitoun. Kejadian itu membunuh empat orang, termasuk satu bocah dan dua gadis muda.

Awalnya  serangan Israel membunuh tiga orang anggota militan jihad Islam. Lalu, di selatan Rafah yang berbatasan dengan Mesir, perempuan paruh baya selamat dari kekerasan Israel meski dia harus tertimpa bangunan yang runtuh akibat hantaman rudal Israel. "Serangan udara Israel dari utara Gaza membunuh seorang bapak dan seorang anak," kata saksi mata.

Sampai kini, kelompok Hamas masih menghantam wilayah Israel hingga di seputaran Jerusalem dan Tel Aviv. Hamas bermodalkan rudal buatan Iran meski pihak Iran telah membantahnya.

Upaya gencatan senjata telah dilakukan. Sejumlah negara bertolak ke Kairo, termasuk Sekretaris Jenderal PBB untuk membicarakan upaya gencatan senjata. Namun baku tembak antara Hamas dan Gaza belum menunjukkan tanda-tanda berhenti sehingga rumah sakit harus dipersiapkan di Gaza demi membantu para korban.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kondisi rumah sakit Gaza sangat kritis. Tim medis kewalahan menangani para korban serangan bom Israel. Mereka pun kehabisan persediaan obat-obatan dan kekurangan perlengkapan medis. Sebagian besar mereka mengalami luka parah. WHO pun menyatakan situasi darurat di semua rumah sakit agar menangani semua pasien. Bahkan menurut WHO, rumah sakit di Gaza telah lama mengalami kekurangan fasilitas kesehatan sebelum perang Hamas-Israel dimulai.

WHO mendesak dunia dapat memberikan bantuan dana. WHO membutuhkan 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 100 miliar untuk memenuhi pasokan kesehatan di Gaza selama tiga bulan ke depan.

RS Indonesia yang berada di Gaza Utara, Palestina, ikut menjadi korban serangan rudal-rudal Israel. Kaca-kaca rumah sakit yang masih dalam proses penyelesaian ini pecah. Untungnya 28 orang relawan Indonesia yang ada di RS itu selamat.

Menurut Pimpinan Divisi Konstruksi MER-C Farid Thalib, kondisi konstruksi bangunan sudah 100 persen jadi, tinggal penyelesaian gedung itu. "Jadi pasien belum ada, karena tim medis belum ada dan obat-obatan belum ada. Rencananya tim medis dikirim kalau sudah selesai. Targetnya selesai akhir 2013 atau awal 2014," katanya, kemarin.

Ketua Presidium MER-C Jose Rizal menambahkan, ada 28 orang relawan di RS Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Para relawan harus berlindung di basement RS dan tidak bisa keluar karena belum aman. "Logistik tinggal dua hari ke depan. Kalau memang tidak aman akan dipindahkan ke pusat kota karena dekat dengan logistik," katanya.

Namun, Maroko telah memutuskan mengirim RS lapangan ke Jalur Gaza. RS lapangan Maroko akan ditempatkan di lokasi yang menjadi pusat serangan agresi militer Israel bersandi 'Operasi Pilar Pertahanan Israel'.

Raja Maroko Mohammed VI memerintahkan segera melancarkan gagasan kemanusiaan melalui kerja sama dengan pemerintah Palestina.

Tidak Ada Penjajahan

Presiden Israel Shimon Peres punya penilaian sendiri mengenai gempuran Israel ke Gaza. Menurut Peres, serangan itu hanya untuk melindungi diri dan bertahan. Sebab, Israel tidak sedang menjajah Jalur Gaza. Tapi mengapa, kata Peres, alasan itu yang dipake Hamas menyerang Israel.

"Negara Israel tidak memiliki pilihan lain selain mempertahankan diri. Gaza tidak bisa dikatakan sebagai wilayah yang dijajah. Israel sudah meninggalkan Gaza pada 2005. Namun sampai saat ini, mereka masih menargetkan roketnya pada wilayah kami," terangnya.

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa mereka terus menembaki kami? Kita harus sadar, ada jutaan warga yang tidak berdosa di wilayah selatan Israel," imbuhnya. [rmol/hta]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa