Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut, 56,43 persen orangtua di Indonesia melarang anaknya menjadi anggota DPR. Angka yang melibatkan 1.200 responden acak itu menunjukkan peningkatan 25 persen dari tahun 2008.
Menanggapi data itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mau terlalu serius. Presiden PKS yang juga masih aktif di DPR, Luthfi Hasan Ishaaq, menganggap persepsi buruk masyarakat terhadap DPR hanya emosi sesaat.
"DPR adalah pilar demokrasi, jadi pilar ini harus dijaga dan kalau ada yang cacat bukan pilarnya yang harus dirobohkan. Kalau cacat diperbaiki," kata Luthfi kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/11).
Dia ingatkan, kesalahan-kesalahan yang melekat pada anggota DPR per individu harus dilokalisir pada individu yang melakukan. Seperti halnya, kesalahan-kesalahan di yudikatif adalah perbuatan oknum. Sekali lagi dia tegaskan, jangan institusi yang dibubarkan atau diserang.
Luthfi yakin PKS masih mendapat di hati para orangtua. PKS memperjuangkan DPR sebagai lembaga penyalur aspirasi. Banyak kepentingan keluarga dan anak-anak Indonesia yang diperjuangkan melalui DPR.
Kembali ke hasil penelitian LSI, hanya 37,62 persen responden yang ingin anaknya duduk di parlemen dan 5,95 persen menjawab tidak tahu.
Menjawab apakah responden ingin menjadi anggota Dewan di Pemilu 2014, sebanyak 54,92 persen responden tidak ingin menjadi anggota Dewan. Hanya 38,37 persen yang ingin menjadi anggota Dewan dan 6,71 persen menjawab tidak tahu. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA