post image
KOMENTAR
Gunung Marapi yang terletak di antara Kabupaten Tanahdatar dengan Agam, Sumatera Barat, pada pagi ini kembali menyemburkan asap.

"Asap yang keluar dari gunung memiliki tinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu terjadi sekitar pukul 08.10 WIB," kata seorang warga Sawah Dangka, Nagari Sungaipuar, Kabupaten Agam, Lembang, di Bukittinggi, Senin (19/11).

Dia menyebutkan, asap yang keluar dari gunung itu berwarna putih tebal dengan memiliki tekanan kuat dan ketinggian sekitar 30 meter dari puncak gunung. Gunung tersebut kembali mengeluarkan asap sejak tiga hari terakhir.

Dia mengatakan, semburan asap putih itu hanya berlangsung satu kali. Setelah itu gunung tidak lagi terlihat mengeluarkan asap karena tertutup kabut.

Seorang warga setempat lainnya, Sukri, menyebutkan, asap putih yang keluar dari gunung tersebut juga terlihat jelas dari Bukittinggi. "Asap putih yang dikeluarkan gunung tersebut tidak terlalu tinggi dan hanya berlangsung sebentar namun dapat terlihat jelas dari Bukittinggi," kata dia.

Sejak terjadinya peningkatan aktivitas pada 3 Agustus 2011, gunung tersebut hampir setiap hari mengeluarkan asap.

Hingga saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih menetapkan status "waspada" atau level II atas aktivitas vulkanik gunung itu.

Salah satu gunung berapi aktif di Sumbar tersebut pada 3 Agustus 2011 mengeluarkan abu vulkanik dan berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter.

Semburan abu itu menjangkau sejumlah daerah di Sumbar seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.

Gunung Marapi terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan aktivitas pendaki dari dalam maupun luar Sumatera Barat.

Setiap pergantian tahun, gunung tersebut selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar.

Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.

Berdasarkan data, gunung tersebut terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi. [ant/rmol]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas