Serangkaian serangan yang diluncurkan Israel ke Jalur Gaza diduga merupakan manuver politik Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Israel untuk memenangkan pemilu yang akan digelar pada 22 Januari 2013 nanti.
Dugaan ini semakin kuat karena perang melawan Palestina di Jalur Gaza kerap terjadi jelang pemilu Israel dimulai. Pada konflik 2008-2009 misalnya, Israel melakukan serangan mendadak hanya 6 minggu sebelum pemilu berlangsung. Dan hasil pemilu pada saat itu menempatkan Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel.
Bagi pengamat konflik Jalur Gaza, Mukhaimer Abu Saada, operasi Gaza terkini ini adalah rangkulan kesuksesan Netanyahu dalam mendulang dukungan pada pemilu Januari nanti.
"Netanyahu dasarnya ingin menang lagi dalam Pemilu nanti, dan kini dia punya tiket emas di tangannya," katanya seperti dilansir AP (Minggu, 18/11).
Sebuah survei oleh firma riset Smith untuk harian Jerusalem Post, mengindikasikan jika Pemilu dilaksanakan kini, Netanyahu dengan Partai Likud dan Lieberman dari Partai Yisrael Beitenu akan memenangkan 37 kursi dari total 120 kursi parlemen.
Selain itu ada beberapa motif lain dibalik serangan Israel seperti percobaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melihat reaksi Amerika setelah Barack Obama terpilih untuk kedua kalinya. Apakah Obama akan konsisten membela Israel atau justru mereposisi hubungan Amerika dengan Palestina?.
Serangan ke Gaza juga dianggap sebagai upaya Israel memancing reaksi Iran yang merupakan kekuatan besar di balik Hamas dan merupakan musuh terbesar Israel.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA