
Kehadiran Presiden SBY di KTT ke-21 ASEAN memiliki makna penting. Selain sebagai negara demokrasi terbesar dengan tingkat pertumbuhan ekonominya yang cukup signifikan, kehadiran Presiden SBY bisa menjadi pioner bagi penguatan demokrasi di kawasan ASEAN dan meningkatkan perekonomian ASEAN. Terlebih KTT ASEAN kali ingin memastikan tercapainya satu komunitas, senasib sepenanggungan (one community, one destiny) pada 2015 nanti.
Demikian dikatakan dosen Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta, A. Bakir Ihsan yang juga anggota delegasi dalam pertemuan tersebut, sesaat lalu, Minggu (18/11).
Menurut Bakir, peran Indonesia di kancah internasional selama ini cukup signifikan. Peran misi perdamaian Indonesia di kawasan konflik dianggap berhasil, bahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah pasukan perdamaian (peacekeeping operations).
"Keberhasilan ini sejatinya bisa menjadi modal Indonesia untuk memastikan perdamaian di kawasan regional ASEAN," imbuhnya.
Secara faktual, lanjut Bakir, kawasan ASEAN belum sepenuhnya damai. Di beberapa negara terjadi tindak kekerasan baik yang bersifat vertikal maupun horisontal. Seperti yang dialami kelompok minoritas di Myanmar maupun beberapa potensi konflik lainnya di kawasan ASEAN.
"Bila masalah ini gagal diselesaikan, akan mengganggu stabilitas politik kawasan (regional) dan tidak menutup kemungkinan akan menjalar kepada negara lainnya, termasuk di Indonesia," tandasnya.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA