
Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang dipimpin SBY bersama Boediono kini dalam keadaan sempoyongan dan tak berdaya akibat aksi saling tikam di antara pejabat-pejabat yang menikmati kekuasaannya.
"Aksi saling tikam itu untuk kepentingan pribadi dan parpol masing-masing menuju pemilihan umum dan pemilihan presiden 2014," ujar tokoh Petisi 28 Haris Rusly Moti dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Minggu pagi, 18/11).
Haris Rusly mengamati manuver Sekretaris Kabinet Dipo Alam melaporkan tiga kementerian ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Manuver ini sungguh sangat tidak biasa, dan karenanya patut diduga merefleksikan aksi saling telikung yang semakin parah di lingkaran Istana.
"Ibarat sistem komputer, soft ware-nya (rezim SBY) telah terkena virus ganas. Sementara hard ware-nya juga mengalami korsleting akibat hubungan listrik arus pendek," katanya lagi.
Sayangnya, menurut mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini, yang memutus hubungan di antara satu komponen dengan komponen lain pada hard ware rezim SBY itu adalah komponen-komponen itu sendiri.
"Akibatnya, tak ada lagi koneksi antara monitor dan CPU (circuit panel unit)," demikian Haris Rusly sambil menambahkan bahwa situasi ini adalah momentum yang tepat bagi rakyat untuk mendakwa dan menjatuhkan vonis yang setimpal kepada rezim SBY yang tidak amanah. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA