
"Sedangkan Di Pakistan untuk mengikuti KTT D8 sekaligus kunjungan kenegaraan," terang Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah seperti dikutif dari presidensby.info, Kamis (15/11).
Menurut Teuku, SBY akan bertolak dari Jakarta pada Sabtu (17/11). Rangkaian KTT ASEAN sendiri dijadwalkan berlangsung pada 18-19 November, di Phnom Penh, ibukota Kamboja. Presiden diagendakan menghadiri sesi pleno dan pertemuan dengan ASEAN Business Advisory Council (ABAC). Selain itu, juga menghadiri ASEAN Plus Three Commemorative Summit.
Pada 20 November, Presiden SBY dijadwalkan mengikuti ASEAN Global Dialogue. Acara ini juga dihadiri, antara lain, Presiden Bank Pembangunan Asia Haruhiko Kuroda, Managing Director IMF Christine Lagarde, Managing Director Bank Dunia Caroline Anstey, Sekjen UNCTAD Supachai Panitchpakdi, dan Dirjen WTO Pascal Lamy. Di sela-sela rangkaian acara KTT ASEAN, SBY juga dijadwalkan melangsungkan pertemuan bilateral, antara lain dengan PM Republik Rakyat Tiongkok Wen Jia Bao.
"Kehadiran Presiden di KTT ASEAN dan rangkaian pertemuan lainnya menegaskan komitmen Indonesia untuk memastikan kesiapan ASEAN dalam mewujudkan Komunitas ASEAN 2015," Teuku Faizasyah menjelaskan.
Pada 21 November, Presiden SBY dan Ibu Ani beserta delegasi melanjutkan kunjungannya ke Pakistan. Di Islamabad, ibukota Pakistan, Presiden SBY akan menghadiri KTT D8. Selain itu, Presiden juga melakukan kunjungan kenegaraan kepada Presiden Pakistan Azif Ali Zardari dan PM Raja Pervaiz Ashraf.
KTT D8 akan berlangsung pada 22 November. D8 adalah kelompok negara-negara berkembang dengan anggota meliputi Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki. KTT akan membahas lima isu prioritas, yakni perdagangan, pertanian dan ketahanan pangan, kerja sama industri dan UKM, transportasi, serta energi dan mineral.
"KTT ini akan memajukan kerja sama yang lebih erat di antara kedelapan negara anggotanya sehingga dapat berkontribusi pada pembangunan nasional masing-masing," ujar Faizasyah.
"Adapun pertemuan bilateral dengan Presiden dan PM Pakistan akan semakin mendorong kerja sama di antara kedua negara, termasuk di bidang-bidang yang menjadi prioritas Indonesia seperti ketahanan pangan," kata Faizasyah. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA