
Si penulis yang mengirimkan surelnya dari alamat ok.tafik@gmail.com meminta para pemain yang ikut dalam pemilihan kepala daerah itu sadar bahwa tempat mereka bulan di pemerintahan.
"Sebagai provinsi yang memiliki basis warga terdidik yang cukup baik, dan didukung oleh keberadaan centre of excellence dari pendidikan tinggi yang tersebar di provinsi ini ada perlunya warga Jawa Barat untuk mengedepankan logika dalam memilih calon pemimpinnya. Sudah banyak contoh bahwa para calon yang tak memiliki pengalaman, kompetensi, visa dan misi jelas gagal dalam membawa perbaikan dan kemajuan saat memimpin pemerintahan daerah," ujar si penulis yang juga alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Tentu besar pula kerugian yang ditimbulkan atas kegagalan masa kepemimpinan mereka, waktu yang sia-sia terbuang dan kesempatan dalam meng-encourage masayarakat menuju the right way menjadi hilang," sambungnya.
Untuk mengeksploitasi energi dan ekspresi diri, ia mengatakan, sepatutnya para artis sinetron itu berada di rumah studio, di layar lebar, di lantai teater, atau di panggung drama.
Konstituen para artis itu, masih sebutnya, bukanlah rakyat dan warga Jawa Barat, serta memiliki tujuan yang berbeda dengan warga Jawa Barat.
"Warga butuh realitas hidup, butuh aim to the goal, butuh direction to gain their life. Sementara penggemar Anda datang dan pergi demi kenikmatan sesaat, demi melampiaskan atas ekspresi ilusi absurd yang telah Anda tanamkan," tulisnya lagi.
Pada bagian lain dia mengatakan, pemimpin bukan artis sinetron dan rakyat bukan penonton lenong. Rakyat membutuhkan program pembangunan yang berkesinambungan dan jaminan program yang membuahkan kesejahteraan. Bukan program dari episode sinetron, bisa sukses instant dengan jalan pintas. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA