post image
KOMENTAR
Masyarakat Kota Surakarta yang menuntut pengembalian Daerah Istimewa Surakarta (DIS) diingatkan jangan sampai "berdarah-darah".

Demikian disampaikan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dalam diskusi panel Provinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang digelar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) di kampusnya Kentingan, Solo, Rabu (14/11).

"Daerah Istimewa Surakarta sebenarnya sejak dulu sudah ada dan tidak perlu dibentuk lagi, sekarang tinggal menghidupkan kembali. Untuk mencapai hal tersebut maka dari pihak masyarakat akan mengajukan uji materi Undang-Undang yang telah ada kepada Mahkamah Konstitusi (MK)," jelasnya.

Ia mengatakan dalam melakukan uji materi tersebut perlu dilakukan sesuai jalur yang ada, tidak perlu harus "berdarah-darah", karena aturan-aturan yang ada itu semuanya sudah jelas.

"Sekarang ini yang punya gigi MK dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam persoalan ini apa bila MK telah memutus pemerintah harus tetap menjalankan apapun hasilnya," kata Yusril Ihza Mahendra.

Menyinggung masalah Daerah Istimewa Surakarta jika tuntutannya dikabulkan apakah nanti untuk kerajaan-kerajaan lain di Tanah Air juga akan menuntut hal serupa, Yusril mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi, karena kondisinya sekarang pada umumnya sudah sangat lemah.

"Tidak terlalu lama untuk masalah ini akan kami ajukan ke MK untuk dilakukan uji materi. Sekarang kami sedang menyusun materi. Kami berharap tahun 2013 sudah diajukan ke MK," katanya.

Pakar sejarah dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Julianto Ibrahim mengatakan pada masa Pemerintahan Pakoe Boewono (PB) XII memang Keraton Surakarta sudah masuk sebagai Daerah Swapraja, tetapi setelah berjalan beberapa saat dicabut sementara oleh Pemerintah Pusat.

Sumbangan Keraton Kasunanan Surakarta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga besar, ketika Ibu Kota NKRI pinah ke Yogyakarta ada 14 Kementerian berkantor di Solo, dan belum sumbangan-sumbangan lainnya dan itu semua ada buktinya. "Jadi Keraton Kasunanam Surakarta itu juga mempunyai andil besar terbentuknya NKRI," katanya. [ant/hta]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa