Indonesia dan dan Kerajaan Maroko dipisahkan jarak yang terbentang sepanjang tak kurang dari 12 ribu kilometer. Indonesia terletak di tengah persilangan Samudera India dan Samudera Pasifik. Sementara Maroko berada pada pertemuan Samudera Atlantik dan Laut Mediterania.
Namun demikian, bukan berarti jarak yang jauh ini menjadi penghambat hubungan kedua negara.
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko, Teguh Santosa, menyambut hasil pembicaraan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dengan rekannya dari Maroko, Saad-Eddine El Othmani, di sela-sela Bali Democracy Forum yang digelar pekan lalu.
"Pertemuan itu bermakna sangat positif dan konstruktif, mengingat kedua negara selama ini telah disatukan oleh ikatan emosional yang kuat. Pada hakekatnya, Indonesia bukan negeri asing bagi masyarakat Maroko, dan sebaliknya," ujar Teguh.
Teguh juga mengatakan, lembaga yang dipimpinnya berusaha ikut menjaga hubungan erat itu lewat kerjasama kebudayaan dan people to people. Di sisi lain, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko juga memberikan dukungan moral bagi Maroko dalam sengketa Sahara Barat yang tengah dibahas di PBB.
Sementara usai bertemu dengan Menlu Marty Natalegawa, El Othamani mengungkapkan keyakinan dirinya bahwa banyak hal yang dapat dikerjakan bersama kedua negara.
"Kami memiliki pengalaman dan keahlian pada bidang seperti pertanian dan perikanan yang dapat kami bagi untuk Anda (Indonesia)," kata El Othmani.
"Maroko juga merupakan pemimpin dan sangat maju dalam bidang energi terbarukan di kawasan (Afrika Utara dan Mediterania). Ada banyak cara yang bisa kita kerjakan bersama kendati kita dipisahkan oleh jarak yang jauh," katanya lagi.
Dalam pertemuan Marty Natalegawa dan El Othamani juga dibahas berbagai hal yang dapat meningkatkan hubungan baik kedua negara. Antara lain yang disepakati dalam pembicaraan itu adalah kesepakatan menggelar pertemuan tinggi pejabat kementerian luar negeri dan kementerian-kementerian lain di Maroko dalam waktu dekat. Keduanya juga telah menyepakati pertemuan Komite Bersama tahun 2013 di Jakarta. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA