post image
KOMENTAR
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengkaji pencampuran LPG (Liquid Petroleum Gas) dengan Dimethyl Ether (DME) untuk keperluan rumah tangga dan transportasi. Ini dilakukan dalam rangka mengurangi impor LPG yang tahun ini mencapai sekitar 2,5 juta ton atau 50 persen dari konsumsi nasional.

"DME adalah senyawa Ether yang memiliki karakteristik menyerupai LPG,' kata Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT MAM Oktaufik di Jakarta, kemarin.

Menurut Oktaufik, DME bisa bersumber dari gas alam, batubara maupun biomassa yang bersih dan ramah lingkungan. Penggunaan bahan itu juga sudah dikembangkan dan dimanfaatkan di banyak negara seperti China dan Brazil untuk kebutuhan rumah tangga (kompor) dan di negara-negara Eropa untuk bahan bakar kendaraan.

BPPT, kata Oktaufik, telah mengkaji dan menguji coba pemakaian campuran DME-LPG 20, 50, 80 hingga 100 persen untuk kebutuhan rumah tangga dan DME 100 persen untuk mesin diesel serta kajian infrastruktur dan modifikasi material komponennya.

Pencampuran LPG dengan DME 20 persen untuk keperluan rumah tangga (kompor) tidak perlu mengubah peralatan yang sudah ada, namun perlu dimodifikasi untuk komponen seperti tabung, katup, regulator, selang dan perapat, khususnya yang berbahan karet berhubung DME bersifat merusak karet. Sedangkan DME di atas 20 persen, harus ada modifikasi komponen pendukung maupun kompornya.

"Pangsa bisnis DME juga cukup menarik bagi usahawan Indonesia, karena untuk substitusi LPG sebesar 20 persen saja mencapai Rp 5 triliun," ungkapnya.

Kepala Laboratorium Kinerja Bahan Bakar dan Mesin Lemigas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Reza Sukaraharja mengatakan, potensi biomassa nasional sangat besar mencapai 6,2 miliar ton pada 2011, sayangnya baru dipakai sebagai bahan bakar hanya tiga persen, yakni dari limbah pertanian dan sampah kota, belum termasuk dari hutan.

Namun untuk saat ini, ujar Reza, yang akan dikembangkan pemerintah adalah DME yang bersumber dari batubara, mengingat melimpahnya batubara rendah kalori di Indonesia dan harga batubara yang sedang jatuh di pasar internasional. [rmol/hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi