Sebagai negara rawan bencana, Indonesia dinilai berhasil menanggulangi bencana. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang berhasil menanggulangi bencana bagi negata-negara lain.
Keberhasilan terlihat dari kesuksesan program Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias serta Java Roconstruction Fund untuk bencana di Jogjakarta.
"Program-program MDF dan JRF ini telah menghasilkan sejumlah pembelajaran yang menjadi perhatian masyarakat Internasional. Di antaranya dalam pelaksanaan rekonstruksi perumahan berbasis pemberdayaan masyarakat, pemulihan ekonomi masyarakat, peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan pengurangan resiko bencana," ujar Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahba dalam keterangannya di Jakarta hari ini (Senin, 12/10).
Seiring dengan berangsur membaiknya keadaan pasca bencana di Aceh dan Jogjakarta, program MDF dan JRF yang diprakarsai oleh Indonesia dan Uni Eropa ini akan segera berakhir pada 31 Desember mendatang. "MDF dan JRF telah berhasil menanggapi bencana-bencana ini," ujar Kepala Oerwakilan Bank Dunia, Stefan Koeberle.
Namun dengan berakhirnya kedua program ini, bukan berarti kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa berakhir.
"Ini justru merupakan bab baru, dimana kami berkolaborasi dengan Indonesia dalam lingkup ASEAN maupun internasional untuk kesiagaan menghadapi bencana," lanjut Julian Wilson, Duta Besar Uni Eropa di Indonesia.
Tak lupa, pemerintah Aceh juga mengucapkan penghargaannya kepada program ini.
"Program pembangunan Aceh setelah 2012 akan membutuhkan perhatian terus-menerus demi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kapasitas dalam penyediaan layanan, pengelolaan keuangan publik dan program lainnya," papar Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Adapun capaian MDF di Aceh dan Nias adalah pembangunan 20 ribu rumah, 3000 jalan pedesaan, mendukung 10 ribu proyek infrastruktur, serta merehabilitasi lima pelabuhan nasional dan internasional. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA