Presiden SBY mengungkapkan ada enam hal yang dapat dipelajari dari praktik penanggulangan bencana selama ini.
Hal itu disampaikan Presiden saat menjadi pembicara kunci dalam acara Multi Donor Fund for Aceh and Nias and Java Reconstruction di Pullman Central Park, Jakarta, Senin (12/11).
"Yang pertama adalah pentingnya respon cepat dan tepat dengan mengedepankan sense of urgency untuk menyelematkan jiwa dan mengurangi kerugian," ujarnya.
Kedua pentingnya informasi sharing atas informasi publik yang cepat dan akurat hingga penyaluran bencana jadi lebih cepat. Ketiga pentingnya koordinasi, mulai dari operasi tanggap darurat sampai rehabilitasi.
"Keempat adalah leadership pada segala tingkatan untuk memimpin penanggulangan. Dalam hal ini, pemimpin harus turun langsung ke bawah karena dia akan melihat sendiri situasi yang terjadi hingga koordinasinya akan tepat atas kondisi riilnya seperti apa," lanjut SBY.
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah pendanaan yang akuntabel, transparan, dan profesional. "Saya tidak ingin ada penyimpangan apalagi korupsi. Karena ini menyangkut trust dari pihak manapun maka perlu tepat semuanya," tekan SBY.
Sedangkan yang terakhir adalah kesiapsiagaan yang bertumpu pada SDM dan partisipasi masyarakat agar mitigasi bencana dapat dilakukan dengan cepat tepat dan maksimal. "Semua ini adalah tanggungjawab kepemimpinan," imbuh SBY.
Program MDF dan JRF yang diprakarsai Indonesia dan Uni Eropa ini akan segera berakhir pada 31 Desember mendatang. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA