Presiden Suriah, Bashar al Assad bersikeras bahwa dirinya masih mendapat dukungan dari rakyat dan tentara suriah, meski kekerasan terus berkecamuk dan banyak perwira militer yang membelot.
Dalam wawancara yang disiarkan Jumat oleh televisi Russia Today, Presiden Assad mengakui bahwa "perpecahan" memang ada di negaranya, namun dia membantah bahwa pergolakan yang terjadi selama 19 bulan adalah perang saudara antara rakyat dan penguasa.
“Masalahnya bukan antara saya dengan rakyat. Saya tidak punya masalah dengan rakyat karena Amerika menentang saya dan pihak Barat menentang saya dan banyak negara Arab, termasuk Turki menentang saya. Jika rakyat Suriah menentang saya, bagaimana mungkin saya ada di sini (saat ini)?,” ujar Assad, sebagaimana dikutip Voanews (Sabtu, 10/11).
Dalam perkembangan terakhir, pasukan pemerintah Suriah terus menggempur posisi-posisi pemberontak di seluruh pelosok negara itu hari Jumat (9/10). Kantor berita Anadolu milik pemerintah Turki melaporkan bahwa setidaknya 26 perwira militer, termasuk dua jenderal dan 11 kolonel, melarikan diri melintasi perbatasan.[hta]
KOMENTAR ANDA