post image
KOMENTAR
Penyebab perekonomian di Indonesia kesulitan untuk maju adalah struktur anggaran rutin yang membengkak tinggi.

Begitu dikatakan Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla saat menjadi pembicara dalam acara seminar nasional bertajuk "Merajut Indonesia Baru" di Jakarta, Kamis (8/11).

"Sekarang ini anggaran rutin tinggi sekali atau hampir 80 persen, sementara anggaran untuk pembangunan hanya 20 persen saja," kata dia,

JK, biasa ia disapa menjelaskan, tingginya anggaran yang digunakan untuk mengatur negara dan subsidi ini menyebabkan lambatnya pembangunan sarana dan prasarana. Padahal, pembangunan itu merupakan faktor penting untuk perekonomian bangsa.

"Kenapa kita kalah bersaing dengan produk-produk dari China, salah satunya karena mahalnya biaya logistik kita," lanjut JK.

Menurut JK dalam persaingan ekonomi ada tiga hal penting yang sangat berpengaruh, diantaranya kualitas, harga, dan kecepatan.

"Nah, kita kalah saing dengan produk dari China karena mereka lebih murah dan lebih cepat," terang JK.

Selain masalah logistik, faktor tingkat bunga kredit bank di Indonesia yang masih tinggi, dan harga energi yang mahal juga menjadikan ekonomi Indonesia susah untuk maju.

"Bagaimana kita bersaing jika bunga kredit di kita masih 12 persen, sementara di Malaysia dan Singapura sudah mencapai 5 persen," katanya.

JK menyampaikan, jika anggaran untuk infrastruktur mencapai Rp 200 triliun per tahun, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan bisa bersaing dengan China.

"Jadi intinya, pemerintah harus berani mengubah struktur anggaran dengan memperkecil cost (biaya) ekonominya," ujar JK. [rmol/hta]
 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi