Sejumlah perajin tempe di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung menyebutkan penurunan harga kacang kedelai belum berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan produksi tempe mereka.
"Keuntungan per hari sekarang sekitar Rp50.000 saja, lebih dari itu masih sulit," kata Heri Sucipto, salah satu perajin tempe di Kampung Umpubakti, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Waykanan, Minggu.
Pria berumur 37 tahun ini menuturkan, keuntungan tertinggi pernah ia dapatkan dalam sehari ialah Rp150.000.
"Harga kedelai Rp7.600 per kilogram, tadinya Rp8.400 per kilogram," ia menjelaskan.
Heri kemudian menambahkan, biasa menjual tempe berukuran 17 cm x 6,8 cm dan tebal 2 cm buatannya Rp1.000.
"Harga satuan saya jual di pasaran sejumlah itu," ia menjelaskan.
Berkaitan dengan penghasilan belum bisa meningkat, ia berharap, harga kedelai bisa turun lagi sehingga pendapatannya bisa membaik.
Data Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Waykanan pada Desember 2011 menyatakan sejumlah petani di daerah itu menanam kedelai di lahan seluas 1.489 hektare.
Adapun luas tanam kedelai paling tinggi berada di Kecamatan Rebangtangkas, yakni 600 hektare.
"Produktivitas komoditas kedelai kisaran 1,2 ton per hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Waykanan, Amalia Rizkiyanti.[ant/hta]
KOMENTAR ANDA