MBC. Lengkap sudah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengabdikan kekuasaan yang diembannya bukan untuk kepentingan rakyat dan cita-cita kemerdekaan 67 tahun silam. Di dua tahun sisa kekuasaannya, Yudhoyono kembali membuktikan diri memperuntukkan amanat rakyat untuk kepentingan para tuan modal asing yang selama ini jelas-jelas merampok kekayaan bangsa dan negara ini.
Begitu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EN LMND), Agus Priyanto, menanggapi barter gelar ksatria 'Knight Grand Cross in the Order of Bath' dari Ratu Inggris Elizabeth II kepada SBY dengan pemberian konsesi proyek gas Tangguh Train 3 oleh pemerintah RI kepada British Petroleum.
Penghargaan berupa selempang dan bintang dari Kerajaan Inggris diterima Presiden SBY seusai jamuan santap siang di Blue Drawing Room, Istana Buckingham, London, Inggris, Rabu (31/10) lalu, pukul 14.30 waktu setempat.
Menurut Agus, langkah SBY memberikan pengurusan proyek gas Tangguh kepada British Petroleum, perusahaan minyak asal Inggris, kian membenamkan cita-cita kemerdekaan yang telah disusun dan diperjuangkan oleh kaum muda Indonesia pada 28 Oktober 1928 dan perjuang Kemerdekaan 1945, yang antara lainnya adalah berdaulat dalam bidang ekonomi dan politik.
"Selama SBY berkuasa berbagai kebijakan yang sifatnya terbuka terhadap investasi asing dalam penguasaan sumber daya alam Indonesia banyak yang disahkan. Misalnyya UU Penanaman Modal Nomor 25 tahun 2007 dan Perpres Nomor 77 tahun 2007. Bahkan perusahaan multinasional diberi izin eksplorasi sampai puluhan tahun," kata Agus kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (3/11).
Oleh karenanya, kata dia lagi, tidak heran jika barisan pengangguran kaum muda pewaris negeri ini akan terus bertambah seiring dengan hilangnya sumber bahan energi dan bahan baku yang telah diserahkan kepada para pemodal asing.
"Di sisa kekuasaannya, SBY hanya akan melanjutkan penjualan kekayaan alam bangsa ini," tandas Agus. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA