post image
KOMENTAR
Pemilu presiden Amerika Serikat (AS) tinggal menghitung hari. Capres incumbent Barack Obama dan penantangnya, Mitt Romney, terus bersaing ketat dalam poling-poling. Pasca amukan Badai Sandy, Obama makin kinclong, sementara Romney harus berjuang keras untuk eksis kembali.Keputusan Obama mem­batalkan kampanyenya dan fokus untuk menangani bencana badai Sandy terbukti efektif. Sedang-kan Rom­ney berusaha keras un­tuk eksis lagi, setelah semua per­hatian tertuju pada badai itu.

Bahkan, Gubernur New Jersey Christ Christie, kader Partai Re­publik, terang-terangan memuji langkah Obama dalam menangani bencana. Dukungan buat Obama juga datang dari Wa­likota New York Michael Bloom­berg, bekas politisi Partai Republik.

Selain itu, mayoritas warga Je­pang dan China mendukung Oba­ma untuk terpilih kembali. Ber­dasarkan survei Ipsos di Hong Kong, 86 persen warga Jepang mendukung Obama, dan hanya 12,3 persen yang mendukung Romney. Se­dang­kan di China, Obama didukung 63 persen.

Survei ini dilakukan pada Sep­tember dan Oktober secara onli­ne. Jumlah responden sebanyak 1.000 orang dengan margin of error 5 persen. Obama unggul di setiap kategori pertanyaan yang ditanyakan kepada responden.

Sekitar 81,8 persen warga Je­pang, dan 58,3 persen warga China menganggap Obama ada­lah Pre­siden AS paling tepat bagi per­tumbuhan ekonomi di Asia. Selain itu, 85,3 persen warga Jepang dan 56,3 persen warga China menilai, Obama sebagai capres yang paling mam­­pu un­tuk menjaga keaman­an di wi­layah Asia.

Menurut Direktur Ipsos Hong Kong, Andrew Lam, salah satu alasan rendahnya dukungan ter­ha­dap Romney adalah karena per­nyataannya. Misalnya, saat Rom­ney menuduh pemerintah China memanipulasi nilai mata uang yuan dan pendapatnya tentang penurunan ekonomi Jepang.

Tingginya popularitas Obama di Jepang, menurut Guru Besar Politik Internasional dari Uni­ver­sitas Waseda Tokyo, Take­hiko Ya­mamoto, dikarenakan ke­­­bi­jakan Obama yang lebih ma­nu­siawi. Ini terlihat dari ke­bi­ja­kan­nya yang menghentikan pe­rang di Irak dan Afghanistan, yang men­dapat apresiasi tinggi dari warga Jepang.

Sebaliknya, Romney diya­kini akan menjadi teman yang lebih baik bagi Israel diban­dingkan Obama. Menurut poling itu, 57 per­sen warga Israel yakin bahwa jika me­nyang­kut kepenti­ngan Israel, Romney akan men­jadi presiden terbaik. Hanya 22 per­sen warga Israel memilih Obama.

"Warga Israel sedikit curiga akan Obama dan lebih memilih Romney," ujar Eytan Gilboa, pakar hubungan AS-Israel di Bar Ilan University, Israel.

"Ini dikarenakan sikap keras Obama secara pribadi terha­dap Perdana Menteri Israel Ben­jamin Netanyahu, namun juga di tingkat diplomatik terhadap Israel," imbuhnya.

Kampanye Lagi

Obama dan Romney kembali berkampanye Kamis (1/11) dan saling mengkritik program dan visi yang diusung. Setelah selama tiga hari keduanya melakukan "gencatan senjata" akibat ben­cana badai Sandy, kini keduanya me­masuki babak akhir kampanye.

Di Green Bay, Wisconsin, Oba­ma memuji warga AS yang be­kerja sama menghadapi Sandy. Tak lupa, Obama mengingatkan khalayak untuk memberinya ke­sempatan empat tahun lagi be­kerja Gedung Putih.

"Saat bencana tiba, sisi terbaik warga AS muncul. Semua perbe­daan yang selama ini ada terasa mencair. Tak ada Demokrat, tak ada Republik di masa bencana, yang ada hanya saudara se­bangsa, Amerika," cetus Obama.

Setelah berkampanye di Wis­consin, Obama terbang ke nega­ra bagian dengan massa meng­am­bang, yaitu Nevada, sebelum ke­mudian menuju Colorado dan menginap di negara bagian kunci lainnya, Ohio.

Dalam kampanyenya, Obama mengkritik Romney dan me­nya­rankan dia untuk "mengganti" caranya menawarkan diri.

"Di pekan terakhir kampanye ini, Gubernur Romney sudah menggunakan semua bakatnya sebagai salesman dengan meng­gunakan semua kebijakan yang merusak negara ini, kebijakan yang sama yang kami ubah sela­ma empat tahun ini; dan dia me­nawarkan itu sebagai sebuah perubahan," sindir Obama.

"Apa yang ditawarkan Rom­ney bukanlah sebuah perubah­an. Mem­berikan dukungan un­tuk bank-bank terbesar bukan­lah pe­rubahan. Meninggalkan jutaan warga tanpa asuransi ke­sehatan pun bukanlah peruba­han," sentil Obama.

Dalam kampanyenya di Neg­a­ra Bagian Virginia, Mitt Rom­ney juga habis-habisan me­nyindir serta mengkritik ke­bijakan dan program yang dita­warkan Obama.

"Saya tahu pendukung Obama berseru ‘empat tahun lagi’. Na­mun, kita akan menyeru 'lima hari lagi'," ujar Romney di ha­dapan pen­dukungnya di Ro­ano­ke, Vir­ginia, merujuk pe­mu­ngut­an suara tanggal 6 November yang tinggal lima hari lagi (di­hitung dari tanggal 1). [rmol/hta]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa