Persoalan baru tentu saja membutuhkan jawaban yang baru. Karena itu, pemuda saat ini harus menjawab persoalan baru dan masalah Indonesia kekinian dengan jawaban yang baru dan kontekstual.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Yasin Thohari, saat menyampaikan orasi kebudayaan dalam acara peringatan Sumpah Pemuda yang digelar Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Planet Hollywood, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu malam (27/10).
"Laisa al fata ma yaqulu hadza abi, wa lakinna al fata man yaqulu hadza ana," ungkap Hajriyanto mengutip pepatah bahasa Arab yang artinya, bukanlah pemuda sejati yang mengatakan ini orangtuaku melainkan pemuda sejati adalah yang mengatakan ini aku.
Karena itu, Hajriyanto meminta kader muda Golkar yang tergabung dalam AMPG untuk tidak tergantung pada Golkar. Kader AMPG juga jangan cuma bisa membanggakan kejayaan masa silam.
"AMPG harus mau menjawab sendiri persoalan bangsa ke depan. AMPG juga harus menjadi tulang punggung politik Partai Golkar," tegas Hajriyanto.
Mengutip Bung Hatta, Hajriyanto mengingatkan kader AMPG untuk terus menerus melakukan pendidikan politik dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Tanpa pendidikan politik, akan terjadi kesenjangan antara struktur politik dan kultur politik, yang tentu saja menyumbat proses demokratisasi di Indonesia dan juga menghalangi kemajuan masa depan Indonesia.
"Dan masa depan Indonesia hanya bisa dijaga lewat wawasan kebangsaan yang paripurna," tegas Hajriyanto.
Mengutip lagi Bung Hatta, Hajriyanto mengingatkan bahwa kebangsaan yang dikehendaki bukanlah kebangsaan ala ningrat yang mengukuhkan benteng feodalisme, juga bukan kebangsaan kelas intelektual yang jauh dari rakyat.Kebangsaan yang tepat bagi Indonesia adalah kebangsaan kerakyatan. [rmool/hta]
KOMENTAR ANDA