post image
KOMENTAR
  Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo meminta anak buahnya untuk meningkatkan kewaspadaan terkait semaraknya anggota polisi yang menjadi korban penembakan dan bom, beberapa waktu ini.

Apalagi dikabarkan, target teroris di Indonesia sudah beralih pada unsur balas dendam kepada pihak kepolisian. Sebut saja, peristiwa  penembakan terhadap seorang polisi di Pos Polisi Singosaren, Solo, Jawa Tengah (30/8), patut dicurigai sebagai aksi teror yang telah terorganisasi. Pelaku diduga telah mempersiapkan target pos polisi yang diserang.

Dalam peristiwa itu, seorang anggota Polsek Singosaren bernama Bripka Dwi Data Subekti meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada.

Baru-baru ini dua polisi Poso menjadi korban pembunuhan, Bripka(anumerta) Sudirman dan Brigadir (anumerta) Andi Sappa. Kedua polisi ini tewas dan ditemukan jasadnya di wilayah dekat camp pelatihan teroris Poso.

"Anggota diharapkan waspada terutama yang berada di daerh konflik," tegas Timur, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta (Jumat, 26/10).

Sebelumnya Kapolri sudah menyatakan akan menggali tersangka-tersangka teroris melalui dua tersangka teroris yang tertangkap Poso. Dua orang tersebut adalah Ibrahim alias Salman dan Abu Bakar.

"Ada dua yang diperiksa. Sekali lagi kita tunggu pengembangan. Sekali lagi masih proses penyelidikan. Kita fokus yang sedang diperiksa,"ungkap Timur. [rmol/hta]
 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa