Budaya lokal Indonesia tidak boleh hilang dimakan perubahan zaman. Budaya asing yang merambah masuk ke masyarakat lokal harus disikapi dengan bijak.
Demikian Marketing Manager Sampoerna Kretek, Yasin Tofani Sadikin, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa petang (23/10).
Yasin menjelaskan, banyak seniman Indonesia berhasil menghadirkan budaya lokal dalam kemasan yang lebih modern. Dia menyebutkan beberapa nama seperti Jogja Hip hop Foundation, Babendjo, serta Langgir Badong, yang merupakan ciptaan seniman Ade Suarsa berupa alat musik bambu yang digendong.
"Munculnya kebanggaan generasi muda dewasa ini terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk kontemporer, harus diapresiasi. Dan itu kami wujudkan dalam Sampoerna Kretek Asyiiik Fest," ujar Tofani.
Kegiatan Sampoerna Kretek Asyiiik Fest juga dilekatkan dengan keseharian budaya lokal Indonesia yang menonjolkan sisi riang dan guyub. Semua itu berangkat dari kekhawatiran mendalam atas potensi raibnya budaya lokal masyarakat Nusantara.
Sementara itu, dalam keterangan pers yang sama, budayawan Sujiwo Tedjo, menambahkan bahwa budaya lokal Indonesia yang dikemas lebih modern selalu laris di masyarakat.
"Saya sering berkreasi untuk menghadirkan budaya-budaya lokal dalam kemasan lebih modern sehingga lebih dinikmati semua orang," jelasnya.
Sujiwo akui bahwa budaya lokal memang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang masih layak diterapkan dalam kehidupan sekarang. Di samping, budaya lokal Indonesia merupakan budaya yang asyik.
"Karakternya ringan dan tidak bersifat menggurui," pungkasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA