Komisi Pemilihan Umum (KPU) menanggapi segala tudingan negatif Komisi II DPR terkait kerjasama yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum dengan International Foundation for Electoral Systems (IFES), lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terdaftar di Amerika Serikat.
Menurut Ketua KPU Husni Kamil Manik, ada beberapa alasan mengapa KPU akhirnya memilih IFES sebagai partnernya.
"Pertama, persoalan waktu. Saat itu, kami butuh alat yang tepat sementara waktunya terbatas. Sehingga, kami koordinasi dengan Bappenas dan ada sejumlah nama lembaga-lembaga yang bisa untuk bekerja sama," ucap Husni di Gedung KK II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (Selasa, 23/10).
Saat itu, lembaga-lembaga yang ada di dalam negeri belum ada yang menyanggupi bisa membuat aplikasi yang dibutuhkan KPU. Oleh karena itu, KPU pun memilih IFES yang langsung menyanggupinya. IFES dipilih karena sudah berpengalaman dalam pemilu-pemilu di negara lain, imbuh nya.
"Kedua, kami kekurangan dana. Kami sempat mengajukan biaya untuk teknologi informasi ke sekretariat dan ternyata di situ tidak ada anggaran untuk teknologi informasi," urai Husni.
Sedangkan alasan ketiga adalah kurangnya tenaga ahli yang dimiliki KPU.
"Kami bisa saja merekrut tenaga ahli, tapi ini juga butuh waktu. Makanya pilihannya itu bekerja sama dengan IFES," pukas Komisioner KPU, Ida Budhiati seraya membantu menjelaskan pada Anggota Komisi II ditempat yang sama. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA